Merauke, Suryapapua.com– Jatah kuota pupuk bersubsisi dari Kementerian Pertanian RI untuk Kabupaten Merauke, mengalami penurunan drastis hingga 9000 lebih ton saja, padahal tahun sebelumnya mencapai 11.000 ton.
Terhadap kekurangan pupuk tersebut, tentu membuat petani semakin gelisah, karena dipastikan tak semua mendapatkan. Kondisi itu, sudah diantisipasi dan dipertimbangkan pula oleh Bupati Merauke, Romanus Mbaraka.
Salah satunya adalah akan megalokasikan anggaara dalam APBD Kabupaten Merauke melakukan pembelian lagi. Karena dari aturan maupun hasil konsultasi ke sejumlah kementerian di Jakarta, mengizinkan.
Hal itu disampaikan Bupati Mbaraka saat ditemui sejumlah wartawan Kamis (6/2). Menurutnya, penurunan jatah pupuk dari Kementan RI,akibat kurang maksimalnya penyerapan pada anggaran belanja tahun sebelumnya. Juga sudah tak dilakukan import pupuk dari Jepang dan China ke Indonesia.
Dari situlah, Indonesia sebagai pemakai pupuk terbesar dunia, berhati-hati melakukan distribusi kepada semua daerah di Indonesia.
Sesungguhnya, jelas Bupati Mbaraka, jika dillihat dari alokasi jatah pupuk untuk wilayah Papua, Merauke mendapatkan kuota pupuk paling banyak. Itu karena luasan lahan pertanian dibuka tiap tahun mengalami peningkatan.
Diakuinya data yang diinsert ke Kementan RI untuk mendapatkan jatah pupuk masih kurang, terutama di kawasan yang memiliki luas sasaran tanam di atas seribu hektar. “Memang data petani perlu diinsert dalam aplikasi, agar alokasi pupuk dari kementerian terkait rutin didistribusikan,” ujarnya.
“Tadi saya baru melakukan pertemuan bersama dua distributor untuk penyaluran pupuk dari Kementan,” ungkapnya.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun