Merauke, Suryapapua.com– Masyarakat enam kampung di Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke menagih janji kepada Penjabat Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, sehubungan pengerjaan jalan maupun jembatan di Ngguti yang sampai sekarang tak kunjung direalisasikan.
Kepala Kampung Nakias,Samuel Blamen saat ditemui Surya Papua Kamis (25/07/2024) mengungkapkan, tahun 2023 silam, Penjabat Safanpo menggunakan helikopter bertemu masyarakat di Kampung Nakias.
Saat itu, lanjut Blamen, ketika hendak pulang, dirinya menyerahkan proposal untuk pembangunan ruas jalan dari Okaba menuju Ngguti kepada Penjabat Safanpo, karena itu adalah jalan provinsi.
Selain jalan, juga Jembatan Yakal di ruas jalan rusak menuju Distrik Ngguti. “Proposal saya serahkan langsung ke tangan Pak Penjabat Gubernur Papua Selatan dan diresponi sangat positif,” ujar dia.
Lalu, katanya, diminta menyusul ke kota. Oleh karena berbagai kegiatan, sehingga baru minggu kemarin, menemui langsung Penjabat Safanpo sekaligus menanyakan.
“Memang saya ketemu Bapak Penjabat Safanpo dan menanyakan bagaimana tindaklanjuti proposal kami sehubungan pengerjaan jalan maupun jembatan menuju Distrik Ngguti,” ungkapnya.
“Jawaban Pak Penjabat Safanpo kalau dirinya telah mengundurkan diri dan sudah ada Penjabat Gubernur Papua Selatan baru.Nanti kalau saya sudah terpilih dalam pemilihan Gubernur Papua Selatan 27 November 2024, baru dapat merealisasikan proposal masyarakat,” kata Blamen mengutip pesan Penjabat Safanpo.
Bagi dia, kenapa baru ada jawaban sekarang? “Kan proposal kami sudah dari tahun lalu kok. Jujur saya sangat kecewa dengan jawaban yang disampaikan Pak Penjabat Safanpo,” ungkapnya polos.
Dengan jawaban seperti demikian, maka proposal yang telah diserahkan secara langsung saat itu di Kampung Nakias ke Penjabat Safanpo sia-sia.
Blamen mengaku, sampai hari ini, masyarakat enam kampung di Distrik Ngguti yakni Nakias, Yawimu, Yomop, Boepe, Tagaepe, Salamepe masih terus bertanya-tanya janji yang disampaikan Penjabat Safanpo.
“Ya, saya memikul beban dan tanggungjawab berat bagi masyarakat di enam kampung, karena jawaban Pak Penjabat Safanpo tidak jelas alias mengambang,” kritiknya.
“Jujur kami merasa telah ditipu, lantaran harapan serta penantian masyarakat pasti pupus sudah,” katanya pasrah.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun