Taman Baca-Bevak Pintar: dari Literasi Baca-Tulis Menuju Literasi Digital

Opini180 views

Berawal dari Keprihatinan

SEJAK  awal Maret 2020, pandemi Covid-19 telah membawa perubahan di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Salah satunya berdampak di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan modal utama untuk membekali masa depan anak-anak-generasi muda. Dengan pendidikan anak-anak dapat mengembangkan potensi diri-pemekaran diri agar mereka memiliki ilmu pengetahuan, kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlat mulia, dan keterampilan. Namun, selama Covid-19 kegiatan pembelajaran, interaksi guru dan murid tidak dilaksanakan dengan baik (dihentikan).

Selama Covid-19, teknologi digital menjadi pilihan untuk berinteraksi antarguru dan murid dalam pembelajaran. Sekolah-sekolah mengadakan pembelajaran melalui virtual, dengan bantuan internet dilakukan secara online atau dalam jaringan. Hal ini berlaku di kota-kota besar, sedangkan di Papua pada umumnya akses teknologi berupa jaringan internet masih terbatas dan khususnya di Merauke anak-anak tidak memiliki handphone (HP) Android. Keterbatasan ini menyebabkan pembelajaran selama Covid-19 tidak dilaksanakan sesuai dengan harapan pemerintah. Melihat keprihatinan akan masalah pendidikan anak-anak di Kota Merauke tersebut, kami mengambil langkah alternatif untuk mendirikan Taman Baca atau Bevak Pintar.

Bevak Pintar dimaksudkan untuk mendorong anak-anak dapat belajar dan berinteraksi dengan para pengajar dan teman-temannya. Bevak Pintar merupakan sebuah wadah yang memberikan layanan bahan bacaan bagi anak-anak. Pelayanan ini dalam rangka mendorong dan menumbuhkembangkan anak-anak agar gemar membaca dan belajar sepanjang hayat. Dengan semangat budaya literasi baca-tulis, anak-anak dapat mengembangkan pengetahuan, budi pekerti, dan keterampilan.

Kami mendirikan Bevak Pintar di enam tempat untuk membantu pendidikan anak-anak. Bevak Pintar ini dibangun untuk menjawab kebutuhan pendidikan anak-anak. Kondisi anak-anak yang apatis, tidak diperhatikan, kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang memadai terhadap pendidikan menjadi suatu keprihatinan akan masa depan anak-anak di Merauke. Selain itu, kurangnya buku-buku dan minimnya layanan literasi baca-tulis kepada anak-anak, dan minimnya pengetahuan iman-hidup menggereja yang memprihatinkan itu sebagai dasar kami mendirikan Bevak Pintar. Budaya literasi baca-tulis sangat penting bagi anak-anak di Merauke agar membuka cakrawala dan jendela dunia yang selama ini kurang dikenal dan diketahui oleh anak-anak di Merauke. Di Bevak Pintar kami mengadakan kegiatan litersi baca-tulis agar anak-anak lebih melek dan sadar akan pengetahuan dan informasi.

Selain itu juga, kami mengadakan pembinaan iman anak-anak. Budaya literasi baca-tulis akan membentuk kepribadian dan membuka wawasan pengetahuan yang lebih baik bagi anak-anak. Buku-buku menjadi sumber belajar anak-anak. Dengan membaca buku, anak-anak akan memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas, sehingga dapat membedakan yang baik dan buruk. Di samping itu, membaca buku dapat membentuk kepribadian anak-anak jauh lebih baik dari sebelumnya. Dengan kegiatan tersebut kami dapat membangun sebuah peradaban bagi mereka.

Kami membimbing anak-anak membaca buku dimaksudkan untuk membaca kehidupannya. Artinya membaca buku agar anak-anak bisa hidup lebih baik, lebih arif, lebih mengerti tabiat sesame, dan perkembangan dunia. Banyak manfaat yang didapat dari mendorong anak-anak membudayakan literasi baca-tulis. Gerakan dan kegiatan ini mendapat berjalan bila didukungan oleh orang tua anak-anak, lingkungan, dan program pemerintah setempat. Dukungan nyata dari mereka tersebut membuat keberadaan Bevak Pintar lebih kuat dan bermanfaat bagi masyarakat dan anak-anak, sehingga ikut meningkatkan kualitas anak-anak khususnya bidang pendidikan.

Membangun Bevak Pintar  

Kami membangun Taman Baca-Bevak Pintar di enam lokasi. Pertama, di Jalan Pembangunan-Mopah Baru Merauke dengan nama Bevak Pintar Santa Elisabeth. kedua, di Jalan Arafura Buti Merauke dengan nama Bevak Pintar Santa Theresia. Ketiga, di Lepro-Merauke dengan nama Bevak Pintar Santo Stefanus-Lepro-Merauke. Keempat, di kampung Tambat Merauke dengan nama Bevak Pintar Santo Fransiskus Assisi Kampung Tambat-Merauke. Kelima, di Kalidoi Merauke dengan nama Bevak Pintar Santo Bonaventura-Kalidoi-Merauke. Keenam, di Kampung Sermayam satu Merauke dengan nama Bevak Pintar Santo Dominikus-Kampung Sermayam Satu-Merauke.

Kami mendirikan Bevak Pintar ini mempunyai visi-misi dan tujuan yang mau dicapai dalam pelayanan pendidikan kepada anak-anak Merauke. Visinya, yakni pendidikan mencerdaskan anak-anak melalui budaya literasi baca-tulis dan memberi pembinaan spiritualitas (iman) yang baik. Sementara misinya, yaitu menyiapkan bahan pustaka untuk anak-anak dan semua disiplin ilmu pengetahuan dengan mengikuti perkembangan IPTEK; membangun peradaban manusia yang berpendidikan dengan berliterasi; mengembangkan budaya literasi anak-anak berbasis digital secara lokalitas dan kontekstual; dan mengembangkan pelayanan iman dengan pendampingan terus-menerus.

Adapun tujuan dari Taman Baca atau Bevak Pintar, yaitu pertama, menumbuhkan minat dan gemar membaca-menulis bagi anak-anak Papua serta mengembangkan iman anak-anak sejak dini agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang negatif. Kedua, memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu edukasi dan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan budi pekerti. Ketiga, membantu anak-anak untuk mengembangkan kemampaun dan kreativitas yang dimilikinya, sehingga bermanfaat bagi sesama dan lingkungan sekitarnya.

Untuk mencapai visi-misi dan tujuan tersebut kami menyusun program kegiatannya. Program pelayanan yang kami rancang di Bevak Pintar antara lain: 1) Bimbingan karakter dan budi pekerti lewat literasi baca-tulis, 2) Diskusi dan sosialisasi minat-gemar baca-tulis, 3) Bimbingan belajar Matematika dan bahasa Inggris, 4) Pembinaan Iman, 5) Pelestarian budaya dan kearifan lokal.

Kami berharap untuk mencapai program-program tersebut dibutuhkan kerja sama dan dapat berkolaborasi dengan semua pihak. Bimbingan dan pendampingan dalam belajar terhadap anak-anak tidak sekadar hadir melaksanakan program. Lebih dari itu dibutuhkan hati-perhatian terhadap kebutuhan anak-anak, sehingga pelayanan pendidikan di Taman baca berorientasi pada mendorong anak-anak agar memiliki kesadaran untuk mencintai-cinta dan mau belajar. Belajar bukan merupakan suatu paksaan atau diharuskan yang penting masuk kelas serta menyelesaikan kurikulum-program.

Pendidikan membawa orang pada kebahagiaan bukan ketidakadilan- jurang yang dalam antara miskin dan kaya; kota dan kampung melainkan kesetaraan dan keadilan. Pendidikan juga bukan menciptakan depresi dan kecemasan bagi anak-anak terutama berkaitan dengan media sosial-digital. Dunia sekarang bergerak dari era revolusi industri 4.0menuju era society 5.0 atau masyrakat supercerdas 5.0. Era masyarakat supercerdas berpusat pada manusia dan brbasis terknologi, demikian harapan Nadiem Anwar Makarim-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Maka, guru-guru harus mengenal dan tahu perkembangan dan kebutuhan siswa secara pribadi, sehingga dapat menentukan pendidikan kognitif dan karakter serta kerampilan sesuai dengan minat dan bakat anak-anak (Kompas, 25 Agustus, 2021 hal. 5).

Bicara literasi digital bagi anak-anak kita di Merauke masih jauh. Akan tetapi, kita belum terlambat. Kita di Taman Baca memulai dengan penguatan literasi baca-tulis menuju literasi digital. Hal ini menjadi kebutuhan utama anak-anak agar dapat membaca, berhitung, dan berdoa. Ketiga hal ini menjadi dasar bagi mereka untuk belajar lebih lanjut. Apabila anak-anak telah memiliki rasa cinta akan belajar, mereka menjadi sumber daya manusia yang berkualitas tidak diragukan lagi dan perlahan tapi pasti menuju masyarakat super cerdas, Semoga.

Yohanes Kedang, MTBP

Pendiri Bevak Pintar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *