Makna Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Opini147 views

HARI Raya Tubuh dan Darah Kristus, Minggu 22 Juni 2025 merupakan puncak dan pusat kehidupan Katolik yaitu ekaristi.

Berdasarkan Firman-Nya sebagaimana ditulis pada Injil Markus 14:22 “Ambillah, Inilah tubuh-Ku” dan Markus 14:24 “Inilah Darah-Ku.”

Kita menerima roti dan anggur yang dikonsekrasi sebagai sungguh-sungguh Tubuh dan Darah Kristus. Bukan hanya sekadar ‘lambang/simbol’ sebagaimana Tuhan Yesus dengan jelas dan tegas menyatakan sebagai Tubuh-Nya dan Darah-Nya sendiri.

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus (dalam bahasa Latin dikenal sebagai Sollemnitas Sanctissimi Corporis et Sanguinis Christi atau Corpus Christi) adalah salah satu perayaan penting dalam Gereja Katolik.

Perayaan ini dirayakan setiap tahun pada Kamis setelah Hari Raya Tritunggal Mahakudus atau pada Minggu berikutnya (tergantung aturan Konferensi Waligereja setempat).

Hari raya ini mengungkapkan iman Gereja akan kehadiran nyata Yesus Kristus dalam rupa roti dan anggur yang telah dikonsekrasikan dalam Ekaristi.

Asal-Usul Perayaan Corpus Christi

Perayaan Corpus Christi pertama kali diperkenalkan pada abad ke-13, berawal dari penglihatan

Santa Juliana dari Liège, seorang biarawati Belgia, yang mendapat visi dari Tuhan untuk menetapkan hari raya khusus guna menghormati Ekaristi Kudus.

Atas dukungan Uskup Robert dari Liège dan kemudian Paus Urbanus IV (melalui bulla Transiturus tahun 1264), perayaan ini diresmikan sebagai hari raya seluruh gereja.

Santo Thomas Aquinas dipercaya menyusun liturgi dan lagu-lagu pujian untuk perayaan ini, termasuk Pange Lingua dan Tantum Ergo, yang masih dinyanyikan hingga kini dalam Adorasi Sakramen Mahakudus.

Makna Teologis

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus memiliki beberapa makna mendalam bagi umat Katolik:

1.Kehadiran Nyata Kristus dalam Ekaristi

Gereja Katolik percaya bahwa dalam perayaan Ekaristi, roti dan anggur benar-benar berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus (transubstansiasi).

Ini bukan sekadar simbol, melainkan realitas iman yang menjadi pusat hidup Kristiani.

2.Persatuan dengan Kristus dan Sesama

Dengan menerima Komuni Kudus, kita dipersatukan dengan Kristus secara intim. Selain itu, Ekaristi juga mempersatukan seluruh umat beriman sebagai satu Tubuh Kristus (1 Kor 10:17).

3.Peringatan akan Pengorbanan Kristus

Ekaristi adalah peringatan akan sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus. Ketika kita menyambut Tubuh dan Darah-Nya, kita turut mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah.

4.Sumber dan Puncak Kehidupan Kristiani
Konsili Vatikan II mengajarkan bahwa Ekaristi adalah “sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani” (Lumen Gentium 11).

Melalui Ekaristi, kita memperoleh rahmat untuk hidup sebagai murid Kristus di dunia.

Tradisi Perayaan

Hari Raya Corpus Christi sering dirayakan dengan prosesi Sakramen Mahakudus. Dimana imam membawa monstran berisi Hosti Kudus diiringi umat beriman dengan lilin, bunga, dan lagu pujian.

Prosesi ini melambangkan perjalanan umat Allah dalam dunia, dengan Kristus sebagai pemandu dan santapan rohani.

Di beberapa negara, perayaan ini diwarnai dengan tradisi unik, seperti karpet bunga di jalan-jalan (seperti di Italia dan Spanyol) atau festival religius yang meriah.

Refleksi untuk Umat Katolik

Sebagai umat beriman, Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus mengajak kita untuk:

*.Meningkatkan devosi kepada Ekaristi Kudus, baik dengan menyambut Komuni secara layak maupun mengikuti Adorasi Sakramen Mahakudus.

*.Hidup dalam kasih dan pelayanan, karena Ekaristi memanggil kita untuk berbagi dengan sesama, sebagaimana Kristus membagi diri-Nya bagi dunia.

*.Bersyukur atas anugerah Ekaristi, yang menjadi santapan rohani dalam perjalanan iman kita.

Hari Raya Corpus Christi adalah kesempatan berharga untuk merenungkan kasih Allah yang begitu besar yang memberikan diri-Nya sendiri sebagai makanan kehidupan.

Marilah kita menghormati dan mencintai Sakramen Mahakudus ini dengan hati yang penuh syukur, sambil berdoa agar Ekaristi senantiasa menjadi kekuatan dalam hidup kita.

“Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” (Yoh 6:51)

Semoga perayaan ini memperdalam iman dan kasih kita kepada Kristus yang hadir dalam Ekaristi Kudus.

Penulis :

Ludgerus Waluya Adi, S.Ag

Guru PAK SD Inpres Mangga Dua Merauke

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *