Misa Inkulturasi Etnis Kei Jilid II di Gereja Santa Theresia Buti, Pastor Sipe: Budaya Harus Dihidupkan

Laporan Utama152 views

Merauke, Suryapapua.com– Perayaan Misa Inkulturasi Etnis Kei Jilid II dilaksanakan di Gereja Santa Theresia Buti.

Dari pantauan suryapapua.com Minggu (09/11/2025), ratusan umat memadati  gereja baik di dalam, pendopo hingga sampingi kiri-kanan gereja.

Seperti biasa, perarakan dilakukan dari depan sakristi, lalu keluar ke jalan umum hingga masuk kembali ke gereja dengan tarian khas Kei.

Selama perayaan misa berlangsung yang sangat meriah itu,  semua lagu dari pembukaan hingga penutup bernuansa Kei. Begitu juga atribut pakaian yang dikenakan, berwarna merah.

Perayaan misa dipimpin oleh Pastor Paroki Santa Theresia Buti, Simon Petrus Matruty.

Sementara dalam sepata-dua kata, Pastor Sipe (panggilan akrabnya) mengatakan,” Hari ini kita pantas bersyukur, karena Gereja Santa Theresia Buti diramaikan dengan nuansa budaya Kei.”

Persembahan yang dibawakan dalam perayaan misa inkulturasi Etnis Kei di Gereja Santa Theresia Buti – Surya Papua/Frans Kobun
Persembahan yang dibawakan dalam perayaan misa inkulturasi Etnis Kei di Gereja Santa Theresia Buti – Surya Papua/Frans Kobun

“Kita percaya bahwa dengan menghidupi budaya , sekaligus mengatakan kepada dunia bahwa gereja yang  diterima, bukan hanya gereja tradisi dari Eropa, tetapi gereja telah mendarah-daging dalam tradisi budaya Kei, Marind dan etnis lain,” ungkap Pastor Sipe.

Melalui misa inkulturasi, demikian Pastor Sipe, sekaligus menggaris-bawahi kuda-kuda gereja telah ditancapkan pada dasar sangat kuat.

“Dasar itu apa? Budaya kita. Kita percaya perayaan misa inkulturasi ini karena kehendak Tuhan,” jelasnya.

Hari ini juga, menurutnya, misa inkultutasi Etnis Kei bertepatan dengan Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran yang mengingatkan umat akan Gereja Katolik yang kudus.

“Kita percaya  bahwa kita adalah perahu yang pas menuju tanah terjanji— pelabuhan terakhir,” ungkapnya.

Olehnya, umat Katolik diminta merawat  perahu  ini— rumah  untuk menjadi indah agar selamat sampai tujuan.

Maka  dari itu, jelasnya, gereja selalu memberikan hari khusus sekaligus mengajak umat  merawat gereja  yang telah didirikan Tuhan Yesus Kristus.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *