Memaknai Hari Raya Penampakan Tuhan

Opini368 views

HARI raya penampakan Tuhan adalah sebuah hari raya keagamaan dalam sejumlah denominasi Gereja Kristen pada tanggal 6 Januari yang merayakan wahyu Allah sebagai manusia yaitu Yesus Kristus atau pemunculan  manifestasi Yesus Kristus terhadap dunia dalam bentuk kelahiran-Nya.

Dalam Gereja Ritus Barat maupun Timur, memiliki pemahaman yang sama mengenai Epifani ini yaitu manifestasi Yesus Kristus kepada dunia, tetapi menghayati peristiwa yang berbeda.

Dalam Gereja Barat, Epifani untuk memperingati kedatangan Orang-orang Majus dari Timur atau kadang kala disebut Tiga Raja yang mengunjungi Yesus baru saja lahir, yang menunjukkan manifestasi Bayi Yesus Kristus terhadap orang Yahudi maupun di luar bangsa Yahudi (berarti seluruh dunia) sebagai Anak Allah.

Namun dalam Gereja Timur untuk memperingati pembaptisan Yesus Kristus oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan, yang menunjukkan manifestasi Yesus Kristus mulai memulai karya Pelayanan-Nya sebagai Anak Allah atau sering pula disebut Teofani.

Dalam Gereja Ritus Timur, Epifani juga menjadi puncak perayaan masa Natal atau perayaan Kelahiran Yesus Kristus, yang diperingati mulai dari tanggal 25 Desember sampai dengan 5 Januari setiap tahun.

Dalam bahasa Yunani, kunjungan seperti itu disebut epiphaneia yang artinya untuk menampakkan diri atau unjuk kekuasaan. Tuhan menampakkan diri atau Epifani kepada dunia ketika Ia datang di Betlehem. Sarjana dari Timur  atau disebut juga orang-orang Majus adalah seperti utusan-utusan untuk menyambut kedatangan-Nya.

Hadiah-hadiah yang dibawa oleh ketiga orang majus itu adalah simbol bagi misi dan karakter penyelamat Yesus Kristus. Emas, logam yang sangat berharga, melambangkan pribadi Yesus Kristus sebagai hadiah yang sangat mahal dari Allah untuk manusia.

Kemenyan adalah lambang imamat Yesus Kristus yang datang ke dunia untuk mempersembahkan seluruh hidup-Nya bagi kemuliaan Bapa di Surga dan bagi keselamatan umat manusia. Sedangkan mur (getah dari pohon mor yang baunya wangi) melambangkan kematian Yesus. Dimana tubuh-Nya diurapi saat pemakaman-Nya.

Hari Raya Epifani dulu disebut sebagai Pesta Tiga Raja, sekarang disebut sebagai Hari Raya Penampakan Tuhan.

Pertama, ketiga raja yang dalam tradisi lain juga sering disebut tiga sarjana itu menunjukkan bahwa mereka adalah kalangan elit, karena kekuasaannya ataupun karena kepandaiannya.

Artinya bahwa dari kalangan elit pun Sang Bayi Penyelamat menjadi dambaan bila yang bersangkutan membiarkan dirinya dibimbing oleh Bintang Terang sebagai simbol Cahaya Ilahi.

Kedua, dalam proses membiarkan diri dibimbing oleh cahaya ilahi untuk menemukan Sang Juru Selamat, layaknya sebagai penguasa ataupun kaum cendekia tergoda untuk lebih mengandalkan perhitungan manusiawi. Untuk itulah mereka menggunakan jalur kekuasaan ataupun akses intelektual.

Ketiga raja menghadap Raja Herodes yang memiliki para ahli yang bisa menjelaskan makna atas suatu peristiwa. Dengan demikian Allah juga tidak mentabukan jalan-jalan manusiawi untuk menghantar umat ciptaan-Nya untuk sampai pada-Nya.

Keempat, persembahan mur, kemenyan dan emas sebagai simbol bahwa ketiga raja itu berkenan menghaturkan Kesehatan jasmani, rohani dan kejayaan serta kekayaan materinya bagi Sang Penyelamat. Artinya, tidak ada masalah kita mengupayakan kesehatan, melakukan olah rohani ataupun perbadatan serta limpah materi ataupun kekuasaan, yang penting terdedikasi sebagai persembahan bagi Yang ilahi.

Semoga kita pun membiarkan diri dibimbing oleh Cahaya Ilahi untuk siap sedia juga mempersembahkan mur, kemenyan dan emas kita demi keselamatan umat manusia sebagaimana diteladankan Sang Kanak-kanak Yesus yang rela hadir dalam kehinapapaan demi keselamatan segenap umat manusia. Karena dengan demikianlah kita menjadi epifani of God, penampakan diri Allah pada manusia, ciptaan-Nya.

Penulis :  Ludgerus Waluyo

Guru SD YPPK St. Theresia Buti-Merauke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *