Merauke, Suryapapua.com– Ini nyata, bukan janji doang untuk sekedar menghibur rakyat. Ketika seorang pemimpin merasa dipilih rakyat, pasti turun ke kampung dan mendengar langsung apa yang diinginkan dibawah.
Bukan disaat menjabat, lebih banyak menghabiskan waktu ke luar kota. Sehingga program yang pernah dikampanyekan, disimpan rapi di laci tanpa eksekusi akhir. Dan, begitu turun dari ‘takhta’ tak ada yang dibangga-banggakan rakyat.
Beda dengan kepemimpinan sekarang yang dinahkodai Romanus Mbaraka-H. Riduwan (Bupati-Wakil Bupati Merauke). Keduanya langsung ‘tancap gas’ memperbaiki birokrasi serta keuangan yang morat marit dan lain-lain.
Setelah setahun memperbaiki dan mulai membaik, tahun kedua Romanus-Ridwan memprogramkan kegiatan turun kampung, sekaligus menyapa rakyat.
Dua pekan lalu, beberapa distrik dikunjungi. Disitu masyarakat dari kampung-kampung dikumpulkan. Lalu jaring aspirasi dilakukan kedua pemimpin itu.
Bahkan saat hajatan turkam, semua kepala dinas diwajibkan hadir di kampung, sekaligus mencatat apa yang dikeluhkan rakyat.
Dari turkam, usulan maupun permintaan masyarakat yang dianggap urgen dan penting, seketika juga dieksekusi di tempat. Karena untuk kepentingan banyak orang.
Secara umum, aspirasi yang disuarakan masyarakat adalah jalan rusak, alat pertanian, masalah pendidikan, perumahan, usaha ekonomi dan lain-lain.
Saat turkam di Kurik-5, Kampung Suka Maju, Ketua Gapoktan Kampung Sumber Mulya (Kurik-6), Arif Wijaya mengeluhkan kepada Bupati Mbaraka kesulitan ketika musim panen padi datang. Dimana petani hanya bisa pasrah, lantaran minimnya combine harvester (pemanen kombinasi).
“Memang saya mengusulkan saat Bapak Bupati Mbaraka didampingi wakilnya, H. Riduwan melakukan turkam di Kurik 5. Satu dari sejumlah permintaan penting yakni combine,” ujar Arif Wijaya saat dihubungi Surya Papua melalui ponselnya Sabtu (4/6).
Alasan petani meminta combine, demikian Arif, karena ketika panen, petani tak bisa berbuat banyak, lantaran peralatan dimaksud sangat minim jumlahnya.
Usulan dimaksud ditanggapi positif Bupati Mbaraka ketika itu dan akan segera dieksekusi.
“Apa yang disampaikan Bapak Bupati Merauke, akhirnya terjawab sudah. Dimana kemarin Jumat 3 Juni 2022, combine tersebut, dihantar dan diterima masyarakat di Kampung Sumber Mulya,” ujarnya.
Atas nama masyarakat di kampung, Arif menyampaikan terimakash banyak kepada Bupati Merauke, karena telah memberikan perhatian sangat luar biasa, sehubungan bantuan alsintan yang dibutuhkan saat datang musim tanam.
Untuk pemanfaatan peralatan itu, demikian Arif, akan dibicarakan kembali bersama semua masyarakat di Kampung Sumber Mulya.
“Sesuai konsep saya, sedianya petani tak menyewa combine dalam bentuk uang tunai. Tetapi gabah. Jadi begitu selesai panen, berapa sak didapatkan. Lalu dihitung kira-kira pembagian seperti apa. Tetapi itu belum menjadi musyawarah bersama,” katanya.
Nanti semua petani di kampung diundang, sekaligus duduk dan dibicarakan kembali metode penyewaan. Juga tak boleh memberatkan petani, karena alsintan dimaksud adalah bantuan Pemkab Merauke.
“Kenapa kita harus atur demikian agar pembayaran dalam bentuk gabah, ada sedikit pemasukan uang setelah digiling jadi beras dan dijual, dimanfaatkan membeli bahan bakar, membayar operator, juga menyisihkan penghasilan itu untuk mengantisipasi ketika peralatan combine rusak,” katanya.
Ditambahkan, pihaknya akan mengusahakan agar disetiap musim tanam selesai, dibuatkan laporan untuk dikirim ke Bupati Merauke, Kepala Dinas Pertanian dan kepala kampung serta kepala distrik.
“Peralatan ini juga akan dikelola langsung oleh Gapoktan Kampung Sumber Mulya,” jelasnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun