Merauke, Suryapapua.com– Ribuan guru dari tingkat TK hingga SMA/SMK yang tergabung dalam Persatuan Guru Repubik Indonesia (PGRI) Kabupaten Merauke, Senin (22/04/2024), melakukan aksi demonstrasi di halaman Kantor Bupati Merauke.
Sebelum di kantor bupati, 1.000-an lebih guru yang mengenakan seragam PGRI itu, melakukan longmarch dengan berjalan kaki dari Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Merauke.
Setelah tiba di kantor bupati, spanduk-spanduk dibentangkan dengan berbagai kritikan, lalu orasi pun dilangsungkan secara bergantian oleh perwakilan para guru.
Aksi seribu-an para guru tersebut, tidak lain memrotes Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) dari Pemkab Meraike yang diberikan kepada guru hanya Rp500.000 (lima ratus ribu rupiah).
Untuk diketahui, aksi demonstrasi ini untuk kedua kalinya. Pada aksi pertama beberapa pekan lalu, berlangsung di halaman Kantor Dinas Pendidikan dan Pengajaran setempat.
Hanya saja, saat itu penjelasan Sekretaris daerah (Sekda) Merauke, Yeremias Paulus Ndiken dinilai tidak memuaskan, sehingga para guru pun pulang dengan kecewa dan hari ini melakukan aksi kembali.
Tepat pukul 09.00 WIT, Bupati Merauke, Romanus Mbaraka didampingi Sekda Merauke, Yeremias Paulus Ndiken serta sejumlah pejabat menemui ribuan para guru sekaligus memberikan penjelasan.
Frans Lukianus Liptiay, Koordinator Aksi Demonstrasi para guru dalam kesempatan itu menyampaikan terimakasih kepada Bupati Merauke, Romanus Mbaraka. Karena telah menemui para guru dan berdialog secara langsung.
“Kami tahu bahwa bapak bupati komit dengan masalah pendidikan serta kesehatan, setelah menyampaikan dalam kampanye beberapa tahun silam,” ungkapnya.
“Jujur bapak bupati, saya menangis memimpin rombongan para guru bertemu bapak bupati, saya sedih Karena pada aksi pertama di kantor dinas pendidikan, kami sudah luangkan waktu dari jam 08.00 sampai pukul 14.00 WIT menunggu kepastian bapak datang, hanya belum sempat datang,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, dirinya siap menerima konsekwensi dengan memimpin ribuan guru datang kesini.
“Terus terang, saya sedih dan menangis, karena bapak bupati kenal baik saya. Lalu saya juga kenal bapak baik, kenapa harus seperti begini bapak,. Saya tidak pernah datang meminta sesuatu, hanya meminta tolong kami. Kami sayang bapa, kami pilih bapak saat itu karena bapak pintar,” katanya polos.
Frans menambahkan, aksi yang dilakukan para guru, tidak lain meminta agar TPP harus dinaikkan. “Satu saja permintaan kami bapak, TPP dinaikkan. Kenapa hanya Rp500.000 saja diberikan,” pintanya.
Komit Pendidikan
Sementara Bupati Merauke. Romanus Mbaraka dalam kesempatan itu menyampaikan terimakasih kepada para guru yang sudah datang ke kantor bupati. “Saya satu orang yang sangat komit dengan pendidikan. Ketika saya melihat TPP guru, saya sedih juga,” ungkapnya.
Ditegaskannya, prinsip dalam kepemimpinan adalah kalau orang kecil punya barang, berikan dengan tulus. Kalau aturan menjamin, tidak ada satu-pun yang menyusahkan orang lain.
“Tidak boleh pemimpin siapapun, melakukan dan mengambil hak orang. Kalau diambil, akan ketahuan. Kita semua jadi begini karena guru,” ungkapnya.
Jadi, lanjut Bupati Mbaraka, kalau sesuai aturan, TPP dikasi dan harus diberikan. “Saat pembahasan, saya lihat dasar aturan baik- baik agar dari alokasi yang ada, dikasi ke guru siapa dengan persyaratan seperti apa juga. Harus dilihat baik turunan aturannya dari undang undang undang sampai di bawah,” tegasnya.
“Sekali lagi, kalau hak bapa ibu guru, pasti diberikan. Tidak mungkin ditahan,” katanya lagi.
Setelah memberikan arahan dihadapan seribuan guru, Bupati Mbaraka meminta perwakilan untuk ke dalam ruangan kerjanya, sekaligus dilakukan pembahasan bersama dan dicarikan solusi atau jalan keluar terbaik.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun