Pentakosta Menurut Pandangan Iman Katolik

Opini427 views

PENTAKOSTA adalah perayaan dalam Gereja Katolik yang mengenang turunnya Roh Kudus kepada para rasul dan umat awal gereja, seperti yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 2:1-4.

Turunnya Roh Kudus: Pentakosta dirayakan sebagai hari di mana Roh Kudus turun dengan kuasa dan penuh kasih kepada para rasul dan Maria, ibu Yesus, serta kepada umat Allah yang berkumpul di hadirat-Nya.

Turunnya Roh Kudus adalah peristiwa penting yang dirayakan oleh umat Katolik pada hari Pentakosta. Peristiwa ini terjadi sekitar lima puluh hari setelah kebangkitan Yesus Kristus.

Dalam pandangan iman Katolik, turunnya Roh Kudus merupakan janji yang diberikan oleh Yesus kepada para rasul sebelum-Nya (lihat Kisah Para Rasul 1:4-5) dan merupakan penggenapan dari janji tersebut.

“Ketika tiba hari Pentakosta, mereka semua berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba datanglah dari langit suara seperti angin keras yang memenuhi seluruh rumah tempat mereka duduk.

Muncullah sesuatu seperti lidah api yang bertebaran dan hinggap di atas masing-masing dari mereka. Maka penuhlah mereka semua dengan Roh Kudus dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain, sesuai dengan pemberian Roh itu kepada mereka.”

Dalam ayat ini, tergambar bagaimana Roh Kudus turun dengan kuasa dan nyata kepada para rasul dan Maria, ibu Yesus, serta kepada seluruh umat Allah yang berkumpul di hadirat-Nya.

Turunnya Roh Kudus di Pentakosta melambangkan penggenapan janji Yesus untuk mengutus Pembela (Penghibur) kepada para rasul, yang akan memberikan mereka kekuatan dan membimbing mereka dalam memberitakan Injil ke seluruh dunia (lihat Yohanes 14:16-17).

Dengan turunnya Roh Kudus, umat Katolik percaya bahwa Roh itu memberi karunia-karunia khusus kepada umat Allah, seperti karunia-karunia Roh yang tercantum dalam Kitab Suci (lihat 1 Korintus 12:4-11). Roh Kudus juga menghidupkan Gereja sebagai tubuh Kristus yang aktif, memimpin umat dalam kebenaran, dan memampukan umat untuk hidup sebagai saksi Kristus di dunia.

Turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta menjadi dasar bagi kehidupan rohani umat Katolik dan memperkuat keyakinan akan kuasa dan kehadiran Roh Kudus dalam gereja dan dalam kehidupan pribadi setiap umat beriman.

Kisah Para Rasul 2:1-4 “Ketika tiba hari Pentakosta, mereka semua berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba datanglah dari langit suara seperti angin keras yang memenuhi seluruh rumah tempat mereka duduk.

Muncullah sesuatu seperti lidah api yang bertebaran dan hinggap di atas masing-masing dari mereka. Maka penuhlah mereka semua dengan Roh Kudus dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain, sesuai dengan pemberian Roh itu kepada mereka.”

Pemberitaan Injil: Pentakosta juga merupakan awal dari pemberitaan Injil secara luas kepada semua bangsa dan bahasa, ketika para rasul dikuatkan oleh Roh Kudus untuk memberitakan Yesus Kristus kepada banyak orang.

Pemberitaan Injil adalah tugas utama yang diberikan oleh Yesus kepada para rasul-Nya, yaitu untuk memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah kepada semua bangsa.

Dalam pandangan iman Katolik, pemberitaan Injil merupakan misi yang diberikan secara khusus kepada gereja dan semua umat beriman.

Ayat Kitab Suci yang mendukung konsep pemberitaan Injil antara lain adalah Markus 16:15: “Dan Ia (Yesus) berkata kepada mereka: ‘Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Panggilan untuk memberitakan Injil juga ditekankan dalam Matius 28:19-20, yang dikenal sebagai Perintah Agung:

“Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Dalam konteks Pentakosta, pemberitaan Injil juga dikaitkan dengan turunnya Roh Kudus kepada para rasul, yang memberi mereka kekuatan dan keberanian untuk menyatakan kabar baik tentang Yesus Kristus kepada orang-orang dari berbagai bangsa dan bahasa.

Peristiwa Pentakosta di Kisah Para Rasul 2:1-4 menunjukkan bagaimana Roh Kudus memberikan karunia-karunia kepada para rasul, termasuk kemampuan untuk berbicara dalam bahasa-bahasa asing sehingga semua orang dapat memahami pesan Injil.

Bagi umat Katolik, pemberitaan Injil bukan hanya tugas para rasul pada zaman Perjanjian Baru, tetapi juga panggilan untuk setiap anggota gereja, sebagai bagian dari misi universal Gereja untuk membawa kabar baik tentang Yesus Kristus kepada dunia.

Setiap umat beriman dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari, dengan mengumumkan dan mempraktikkan ajaran Injil dalam segala aspek kehidupan mereka.

Dengan demikian, pemberitaan Injil menjadi inti dari kehidupan iman Katolik, yang mengarah pada misi universal Gereja untuk membawa kasih dan kebenaran Kristus kepada semua orang, demi keselamatan bersama.

Kisah Para Rasul 2:5-6, 11b-12 “Ketika itu tinggallah di Yerusalem orang-orang Yahudi, yang taat kepada hukum Taurat, dari setiap bangsa di bawah langit.

Ketika bunyi itu terdengar, berkumpullah orang banyak, dan mereka heran sekali, sebab masing-masing dari mereka mendengar para rasul berkata-kata dalam bahasanya sendiri… Kita semua mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar Allah.”

Pembentukan Gereja: Pentakosta juga menandai awal dari pembentukan Gereja sebagai tubuh Kristus yang hidup dan aktif, di mana para rasul dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus untuk membangun komunitas iman.

Pembentukan Gereja dalam pandangan iman Katolik merujuk pada proses di mana komunitas Kristen pertama dibangun di sekitar ajaran dan kepemimpinan para rasul, dengan kuasa dan bimbingan Roh Kudus.

Pembentukan Gereja dimulai pada hari Pentakosta ketika Roh Kudus turun dengan kuatnya kepada para rasul, memampukan mereka untuk memulai misi penyampaian Injil kepada seluruh dunia.

Kisah Para Rasul 2:42-47: “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan, dalam memecahkan roti dan dalam doa. Ketakutan meliputi setiap orang, dan banyak mujizat dan tanda dilakukan oleh rasul-rasul.

Dan semua orang yang percaya berkumpul dan hidup bersama-sama, dan mereka memiliki segala sesuatu bersama-sama.

Mereka menjual milik dan harta benda mereka dan membagikan hasil penjualan itu kepada semua orang, sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Mereka terus setiap hari berkumpul dengan satu tujuan di dalam Bait Allah, memecahkan roti di rumah-rumah mereka dan makan bersama-sama dengan sukacita dan sederhana hati, memuji Allah dan dihormati oleh semua orang.

Dan Tuhan terus menambahkan orang-orang yang diselamatkan setiap hari ke dalam kelompok mereka.”

Ayat ini menggambarkan bagaimana komunitas awal umat Kristen berkumpul, bertekun dalam ajaran para rasul, berbagi hidup secara bersama-sama, beribadah, dan melakukan persekutuan secara aktif.

Mereka hidup dalam persatuan iman dan kasih, dan Gereja mulai tumbuh sebagai tubuh Kristus yang hidup di dunia.

Matius 16:18: “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.”

Yesus memberikan tugas kepada Petrus (dan para rasul lainnya) untuk menjadi dasar atau batu karang bagi pembangunan Gereja-Nya. Gereja dipandang sebagai jemaat yang didirikan oleh Kristus sendiri, yang tidak akan dikalahkan oleh kekuatan apa pun, termasuk kematian.

Pembentukan Gereja merupakan proses berkelanjutan di mana umat Kristen tumbuh dalam kesatuan iman, belajar dari ajaran para rasul, dan diilhami oleh Roh Kudus untuk melakukan karya penyelamatan dan penginjilan.

Gereja Katolik mengakui bahwa Roh Kudus bekerja secara aktif dalam Gereja untuk membimbing, menguduskan, dan memelihara umat Allah sebagai tubuh Kristus di dunia.

Dengan demikian, pembentukan Gereja merupakan bagian integral dari rencana keselamatan Allah, di mana umat-Nya dipanggil untuk hidup dalam persekutuan iman dan kasih, menjadi saksi Kristus, dan membawa kabar baik Kerajaan Allah kepada semua bangsa.Top of Form

Kisah Para Rasul 2:41-42 “Maka mereka yang menyambut pemberitaan Petrus itu segera memberi diri mereka dibaptis dan pada hari itu juga sebanyak tiga ribu jiwa ditambahkan ke dalam komunitas umat percaya.

Mereka teguh dalam pengajaran para rasul dan dalam persekutuan, dalam memecahkan roti dan dalam doa.”

Pentakosta bagi umat Katolik merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah gereja yang menggambarkan kuasa dan kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan beriman.

Peristiwa ini mengilhami umat untuk hidup dalam kuasa Roh Kudus dan mewartakan Injil dengan penuh semangat kepada dunia.

Penulis : Ludgerus Waluyo

Guru SD YPPK St. Theresia Buti Merauke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *