Merauke, Suryapapua.com– Ketua Badan Musyawarah Kampung (Bamuskam) Wogikel, Distrik lwayab, Kabupaten Merauke berinisial AMW diduga melakukan pungutan liar (pungli) dari masyarakat. Uang tersebut, selanjutnya diberikan kepada beberapa anggota Brimob yang bertugas di Wanam.
Sumber Surya Papua yang meminta namanya tak ditulis ketika dihubungi Rabu (20/4) mengatakan, uang yang dipungut Ketua Bamuskam bervareasi dilakukan mulai dari Rp 50.000 bahkan sampai Rp 5 juta per orang.
Pungutan dimaksud, nantinya akan disetorkan kepada sejumlah anggota Brimob yang bertugas di Wanam dengan total tiap bulan R 35 juta.
“Memang pungutan bervareasi. Kalau masyarakat biasa Rp 50.000/orang. Sedangkan pedagang sayuran dan pakaian Rp 250.000/orang. Lalu penjual minuman keras (miras) Rp 300.000/orang. Sedangkan pengusaha berkisar antara Rp 500.000, Rp 1.000.000 sampai 5.000.000/orang,” katanya.
Lalu, masih menurut sumber, pungutan tersebut hanya diberlakukan kepada masyarakat non Papua yang melaksanakan aktivitas di Wanam selama ini. Kalau orang Papua tidak diminta uang.
Dikatakan lagi, pungutan telah berlaku sejak Januari 2022. Jadi sudah empat bulan, sejumlah oknum anggota Brimob di Wanam telah menerima ‘uang cuma-cuma’ dari rakyat kecil, melalui permainan Ketua Bamuskam Wogikel.
Masih menurut sumber, kehadiran sejumlah anggota Brimob di Wanam, atas permintaan masyarakat, setelah situasi kurang kondusif terjadi beberapa bulan silam akibat orang mabuk membuat ulah.
“Betul ada perwakilan masyarakat dari Wanam ke Merauke bertemu dengan Danki Brimob. Sekaligus meminta anggota ditempatkan disana untuk menjaga agar situasi bisa kondusif kembali, lalu diresoni dengan sangat positif oleh pimpinan,” katanya.
Hanya saja, jelas sumber, tugas aparat keamanan untuk menjaga keamanan. Mestinya ketika sudah mendengar adanya pungutan dari masyarakat,melarang Ketua Bamuskam setempat.
“Ini kan tidak, justru pungutan terus berlanjut dan setoran tiap bulan Rp 35 juta lancar,” jelasnya.
“Belakangan masyarakat mulai resah, karena kalau menyetor tiap bulan, tentu sangat memberatkan. Apalagi orang kecil juga ikut dipatok harus menyetor, sementara penghasilan mereka tak menentuk didapatkan, ” katanya.
Anggota Saya Tak Pernah Minta-Minta
Sementara Komandan Batalyon D Pelopor Satbrimob Polda Papua, Kompol Clief Gerald Duwith melalui ponselnya menegaskan, pihaknya telah menelpon komandan pos (Danpos) Wanam disana. “Anggota saya tak pernah meminta-minta uang, apalagi melakukan pemerasan kepada rakyat kecil,” tegasnya.
Lebih lanjut Kompol Duwith mengungkapkan, beberapa anggota yang ditugaskan di Wanam, setelah perwakilan masyarakat datang meminta secara langsung di kantornya, lantaran situasi disana kurang kondusif.
“Jadi utusan warga bertemu saya diruangan kerja. Lalu saya meresponi dengan positif. Sehingga anggota dikirim kesana melakukan pengamanan dan situasi di Wanam sekarang sangat kondusif,” ujarnya.
Kompol Duwith kembali menegaskan, anggotanya tak pernah meminta-minta uang dari rakyat. Kehadiran mereka disana semata-mata menjaga keamanan dan faktanya rakyat kecil berjualan atau melaksanakan aktivitas seperti biasa, tanpa ada gangguan siapapun juga.
“Sekali lagi, saya tak mau institusi menjadi buruk karena itu. Kehadiran anggota disana semata menjaga keamanan atas permintaan masyarakat Wogikel,” jelasnya.
Dijelaskannya, ia meminta kepada Danpos Wanam agar ditanyakan kepada masyarakat apa yang mereka inginkan. Jangan sampai nama institusi buruk dan seolah-olah dinilai tak baik.
“Saya pertegas bahwa kehadiran anggota saya di Wanam untuk menjaga keamanan, atas permintaan masyarakat. Lalu anggota diingatkan tak boleh menyusahkan masyarakat,” pintanya.
Ditambahkan, jika masyarakat tak menginginkan lagi keberadaan Brimob di sana, maka paling lambat, Jumat sudah ditarik kembali ke Merauke. Jangan sampai nama institusi rusak, “Ini yang selalu saya jaga,” ungkapnya.
Kompol Duwith menyampaikan terimakasih kepada Jurnalis Surya Papua, karena telah memberikan informasi, sehubungan rumor dimaksud. Sehingga langsung dilakukan cros-cek sekaligus.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun