Malam Paskah di Gereja Santa Theresia Buti-Merauke Ditandai Upacara Cahaya Lilin

Laporan Utama781 views

Merauke, Suryapapua.com– Perayaan malam Paskah di Gereja Santa Theresia Buti-Merauke Sabtu (16/4), ditandai upacara cahaya lilin. Sekaligus  mengingatkan   bahwa Allah sumber kekuatan serta jalan untuk mengarahkan umat manusia kepada kebenaran serta hidup.

Dari pantauan  Surya Papua sekitar pukul 18.00 WIT, di halaman gereja itu, onggokan kayu ditumpuk. Beberapa saat kemudian, Pastor Paroki Santa Theresia Buti, RD Pius Oematan didampingi para misdinar, petugas  serta perwakilan semua etnis  yang berpakaian adat masing-masing, menuju ke area titik api.

Di sekitarnya telah menyala api. Sebuah lilin panjang ikut diarak dari sakristi, dinyalahkan  Pastor Pius. Selanjutnya, lilin Paskah diarak secara bersamaan melewati jalan utama, lalu masuk kembali ke halaman gereja. Di pintu masuk gereja, Pastor Pius mengangkat lilin  sambil menyerukan, “Terang Kristus.”

Di saat perarakan berlangsung, semua lampu baik dalam gereja maupun di halaman, dimatikan terlebih dahulu. Setelah  masuk ke gereja, baru  lilin yang dibawa umat, mulai dibakar. Kegelapan pun diterangi cahaya lilin.

Pastor Pius Oematan sedang mengangkat Lilin Paskah setelah dibakar – Surya Papua/Frans Kobun
Pastor Pius Oematan sedang mengangkat Lilin Paskah setelah dibakar – Surya Papua/Frans Kobun

Setelah di atas mimbar, beberapa saat kemudian, lampu listrik dinyalahkan kembali. Lalu lilin di tangan umat dimatikan.

Misa malam Paskah terus berlanjut. Kurang lebih 1.000 umat memadati bagian  dalam gereja maupun diluar, baik di depan serta samping kiri serta kanan halaman.

Suasana misa Malam Paskah kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena umat yang tak sempat masuk di dalam , bisa mengikuti secara langsung perayaan misa, setelah dipasang tiga layar lebar di luar.

Dalam khotbahnya, RD Pius Oematan mengatakan, dari  bacaan-bacaan tadi, umat diingatkan bagaimana Allah menyelamatkan  bangsa Israel di zaman dulu. Dan kini ,sungguh-sungguh nyata melalui putra-NYA Yesus Kristus yang menderita dan wafat di Kayu Salib. Lalu telah bangkit sekaligus  menjamin keselamatan umat manusia.

“Upacara malam Paskah, kita hendak merenungkan peristiwa kebangkitan Yesus Kristus sebagaimana diceriterakan dalam Injil bahwa awal kebangkitan Yesus, disaksikan  beberapa wanita dan bukan kaum laki-laki,” ujarnya.

Perarakan Lilin Paskah menuju ke dalam gereja – Surya Papua/Frans Kobun
Perarakan Lilin Paskah menuju ke dalam gereja – Surya Papua/Frans Kobun

“Tentu kita bisa bayangkan bagaimana  sejumlah wanita memberi kesaksian tentang sebuah peristiwa yang tak biasa. Dimana pasti banyak kesulitan dihadapi ketika akan memberitahukan ke orang lain,” katanya.

Para murid, jelas Pastor Pius,  bertahun- tahun hidup bersama Yesus dan  ketika mendengar bahwa kubur kosong,  ikut tak percaya pula.

Namun Petrus masih  memiliki niat tulus, meski tak percaya. Tetapi guna  membuktikan  kesaksian para wanita, dia berlari ke makam. Lalu benar menemukan kubur kosong.

Dikatakan, kebangkitan Yesus yang  dirayakan malam ini,  sesungguhnnya merupakan pemenuhan janji Allah, jauh sebelum kehadiran Yesus di dunia. DIA membuktikan janji Allah yang disampaikan para nabi selama beribu tahun dari  ramalan kepada umat, melalui perjanjian lama.

Dimana, jelasnya, suatu saat lahir seorang putra keturunan  Daud. DIA  akan mewartakan kerajaan Allah, namun sebelumnya pasti  ditolak,  ditangkap, diadili serta dihukum mati, tetapi pada akhirnya bangkit pada hari ketiga.

“Inilah puncak sebuah karya pewartaan Yesus di dunia.  Dimana dengan kebangkitan-NYA, membuktikan kepada kita bahwa apa yang dijanjikan Allah selama ribuan tahun  silam,  ternyata terwujud setelah Allah membangkitkan putranya dari antara orang mati,” ujarnya.

Umat sedang menyalahkan lilin yang dipegang di tangannya – Surya Papua/Frans Kobun
Umat sedang menyalahkan lilin yang dipegang di tangannya – Surya Papua/Frans Kobun

Meski begitu, peristiwa dimaksud, tentu tak gampang diterima semua orang. Apalagi peristiwa kubur kosong itu, pertama- tama ditemukan  sejumlah  wanita. Sehingga pasti  tak dipercayai.

“Betapapun keraguan umat tentang kebangkitan Yesus, namun  satu hal pasti bahwa ketika kita akan berakhir dari muka bumi ini memasuki suatu kehidupan baru, pasti menyembah DIA Sebagai Raja,” ungkapnya.

“Ya meski kita masih sehat serta  menjamin kebahagiaan bahkan menutup mata dan hati, tetapi tak bisa disangkali bahwa saat -saat terakhir, sekalipun mungkin tak meyakini bahwa Yesus adalah Tuhan yang telah bangkit, namun ketika beralih dari dunia, semua akan mencari Yesus,” katanya.

Di balik ketidakberdayaan umat, hanya Yesus menjadi harapan di akhirat. “Kita akan bertekuk lutut dan menyembah DIA sebagai raja dan juru selamat,”  ujar  Pastor Pius.

“Semoga umat manusia percaya bahwa Tuhan Yesus yang menderita dan wafat di kayu Salib,  kini telah bangkit. Kebangkitan itu adalah sebuah bukti bahwa DIA menjamin kehidupan dan keselamatan manusia di dunia hingga akhirati,” pesan Pastor Pius.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *