Merauke, Suryapapua.com-Tahun berganti tahun, diskusi dibangun serta pembicaraan dari mulut ke mulut hingga kepanitiaan pembangunan gereja terbentuk.
Semua itu bermuara kepada suatu harapan besar agar apa yang menjadi mimpi umat di Paroki Santa Theresia Buti-Merauke dapat direalisasikan dan atau diwujud-nyatakan yakni adanya bangunan gereja baru.
Ketika Paroki Santa Theresia Buti ‘dinahkodai’ Pastor Pius Oematan, berbagai langkah dan cara terus dilakukan. Hanya saja masih ‘menggantung’ hingga pastor pindah.
Tentu ketika sudah pindah, Pastor Pius-pun akan merasa mempunyai beban dan tanggungjawab, lantaran keinginan serta harapan besar umat Paroki Santa Theresia Buti tak kunjung terealisir.
Meski demikian, saat terjadi pergantian kepada Pastor Simon Petrus Matruti, berbagai usaha dan perjuangan menghadirkan gereja baru, terus digelorakan.
Berbagai langkah dan upayah serta terobosan dilakukan Pastor Sipe, panggilan akrabnya.
Salah satunya adalah menggelar suatu pertemuan dengan menghadirkan masyarakat Marind-Imbuti dari tujuh marga beberapa waktu lalu yang dilangsungkan di depan pendobo gereja.
Ketika itu, banyak hal dibicarakan dan atau didiskusikan secara bersama-sama, termasuk persiapan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Santa Theresia Buti .
Namun demikian, rencana peletakan batu pertama, belum disepakati bersama pula, karena ada sejumlah hal teknis yang perlu didiskusikan atau dibicarakan lagi.
Olehnya, disepakati untuk nantinya akan dilakukan pertemuan kedua dan sedianya dihadiri perwakilan masyarakat adat dari Kampung Nasem, juga Bupati Merauke, Yoseph Bladib Gebze.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Bupati Bladib Gebze yang juga Mantan Ketua Dewan Paroki Santa Theresia Buti selama beberapa periode itu, tidak akan tinggal diam begitu saja.
Saat memberikan sepatah-dua kata dari atas podium usai perayaan misa di Gereja Santa Theresia Buti beberapa pekan lalu, Bupati Bladib Gebze berkomitmen mewujudkan dan atau menjawab akan keinginan umat di paroki setempat.
Dimana, umat di Paroki Santa Theresia Buti harus memiliki bangunan gereja baru, mengingat kondisi bangunan sekarang sudah tidak memungkinkan lagi.
Belum lagi jumlah umat dari waktu ke waktu terus bertambah banyak. Sehingga bagaimana-pun, perlu bangunan gereja baru agar dapat menampung umat dalam jumlah banyak.
“Saya memahami akan apa yang menjadi keinginan umat disini. Karena saat saya masih menjadi ketua dewan paroki, diskusi terus dibangun. Bahkan kepanitia telah terbentuk pula,” ungkap Bupati Bladib Gebze.
Bupati Bladib Gebze meminta pastor paroki bersama pengurus Dewan Paroki Santa Theresia Buti terus membangun komunikasi dengannya agar apa yang telah dirancang serta direncanakan lama, segera terwujud.
Selain Bupati Bladib Gebze yang telah berkomitmen demikian, ada harapan besar juga dari umat setelah hadirnya Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo bersama Ketua Majelis Rakyat Papua Selatan, Damianus Katayu yang mengikuti perayaan malam Paskah di Gereja Santa Theresia Buti pekan lalu.
Tentunya baik Gubernur Safanpo bersama ‘Yang Mulia’ Damianus Katayu telah melihat kondisi sesungguhnya bangunan gereja, temasuk di dalam-nya dengan kapasitas untuk menampung umat sangat sedikit.
Lebih banyak umat menumpuk di pendopo maupun samping kiri-kanan bangunan gereja mengikuti perayaan misa.
Dalam sambutannya, Ketua MRP Papua Selatan, Damianus Katayu meminta koordinasi serta kerjama baik antara Gubernur Papua Selatan bersama Bupati Merauke mengalokasikan anggaran guna pembangunan Gereja Santa Theresia Buti.
“Ya, saya minta adanya komunikasi intens antara Pak Gubernur Papua Selatan bersama Pak Bupati Merauke sehingga apa yang menjadi harapan umat setempat dengan hadirnya bangunan gereja, segera diwujudkan,” pintanya.
Semoga apa yang telah diutarakan atau disampaikan secara langsung para petinggi- pengambil kebijakan dihadapan ratusan umat, sekiranya ada titik terang didapatkan.
Frans Kobun
Pemred Suryapapua.com