Merauke, Suryapapua.com– Beberapa persoalan mencuat dari keluarga, setelah tak menerima pernyataan resmi Kepala RS AL Lantamal XI, dr. Nursito saat memberikan keterangan pers kepada sejumlah wartawan kemarin siang.
Sejumlah persoalan yang terjadi saat menghantar almarhumah Adriana Mahuze, murid kelas III SDN 2 Merauke hingga berbuntut penolakan, tak dibuka secara terang benderang.
Keluarga almarhumah, Nobert Tebay saat ditemui di rumah duka Minggu (27/2) mengungkapkan, saat korban dibawa dari rumah di Jalan Mayor Wiratno, Pintu Air, Kelurahan Maro,sudah dalam keadaan kritis akibat sesak nafas yang dialaminya.
Saat dengan pikap tiba Jumat, 25 Pebruari malam, satu dari beberapa petugas di IGD RS AL keluar dan mendatangi kendaraan tersebut. Lalu menyampaikan tak ada dokter anak disini, juga tak melayani Kartu Papua Sehat (KPS). Sehingga jika ingin berobat, harus membayar.
“Memang keluarga sempat berlari mengambil kursi roda, namun kalimat petugas itu, sehingga niat menurunkan Adriana batal dilakukan. Bahkan, tak ada sama sekali tindakan pemeriksaan dilakukan,” katanya.
Melihat kondisi Adriana masih sesak napas, pihak keluarga meminta agar diberikan bantu tabung oksigen pernapasan, namun ditolak juga.
“Kami minta bantuan oksigen pernapasan agar bisa ke RSUD Merauke, Karena almarhumah sudah stengah mati sekali. Tetapi sama saja, tetap ditolak sehingga dalam kondisi seperti begitu, dibawa ke rumah sakit milik pemerintah,” kata dia.
Hanya saja, setelah tiba di sana, tak ditolong cepat, sehingga Adriana meninggal dipangkuan kakaknya di atas pikap.
Kepala RS AL Lantamal XI, dr Nursito kepada sejumlah wartawan menjelaskan, kejadian itu terjadi Jumat 25 Pebruari sekitar pukul 19.45 WIT. Saat itu, pasien Adriana langsung dicek oleh tenaga medis di dalam kendaraan.
Hasilnya, jelas Nursito, dapat disimpulkan kalau anak itu kondisinya stabil dan masih sadar. Oleh karena di RS Angkatan Laut tak ada dokter spesialis anak, sehingga diarahkan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke.
Dikatakan, pihak RS AL Lantamal XI tetap bertanggung jawab atas meninggalnya Adriana Mahuze. Kasus dimaksud akan menjadi dasar untuk dilanjutkan ke sidang etik nanti. Lalu pihak keluarga juga pasti diundang.
Penulis : Yulianus Bwariat/Frans Kobun
Editor : Frans Kobun
Sio sayang e,
Baru kalau kamu tidak terima kartu papua sehat (KPS) trus buat ap buka RS d Papua walau RS swasta ayowlah tolong sesama yang membutuhkan, tanamkan jiwa melayani dengan hati yang tulus.
Jangan hidup dengan aturan,
Krna aturan manusia yang buat
Sedangkan nyawa seseorang?
Terimakasih ade, su masuk berkomentar di SUPA. Itulah fakta sesungguhnya yang terjadi, akibat pelayanan yang tak maksimal oleh tenaga kesehatan