Pegawai OAP di BWS Papua-Merauke Palang Kantor Hingga Desakan Copot Magdalena Tanga dari Jabatannya

Laporan Utama451 views

Merauke, Suryapapua.com– Rabu (07/02/2024) sekitar pukul 06.30 WIT, Pegawai Orang Asli Papua di  Kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua—Merauke melakukan pemalangan bangunan  kantor dimaksud.

Pemalangan kantor tersebut, karena ketidakpuasan Pegawai OAP  dengan kebijakan Kepala   BWS Papua Merauke,  Magdalena Tanga.

Dari pantauan Surya Papua, selain pintu utama kantor dipalang dengan beberapa kayu, juga selembar tulisan ikut ditempel yang intinya mendesak Menteri PUPR  agar Magdalena Tanga dicopot dari jabatannya.

Kepada sejumlah wartawan, Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan BWS Papua Merauke,  Nataniel Howai (Pegawai OAP) menjelaskan, aksi pemalangan kantor terpaksa dilakukan, lantaran keridakpuasan mereka akan sejumlah kebijakan Kepala kantor yang  merugikan pegawai OAP.

“Kami menilai, Magdalena Tanga tidak memahami managemen kepemimpinan, lalu sering melakukan intervensi setiap kegiatan hingga urusan alat tulis kantor (ATK). Lalu tak mengayomi anak-anak Papua serta bersikap arogan serta tak memimpin dengan hati,” tegas Nataniel.

Olehnya, dia meminta sekaligus mendesak agar Magdalena Tanga, Kepala Kantor BWS Papua-Merauke segera diganti.

“Terus terang juga, saya merasa terpukul dengan teman-teman pegawai OAP yang rencananya akan  dinonjobkan,” katanya.

Bagi Howai, dirinya tidak menolak kebijakan Kementerian PUPR. “Kami hanya menolak sejumlah kebijakan Kepala BWS Papua Merauke yang  mendiskriminasi pegawai  OAP. Lalu ada  rencana  melakukan non job terhadap  dua putra asli Papua dan satu putra kelahiran Merauke,” tegasnya.

Ditambahkan, aksi pemalangan ini telah disampaikan kepada Penjabat Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo. “Ya, pemalangan terus dilakukan hingga adanya  jawaban dari Kementerian PUPR,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BWS Papua- Merauke, Magdalena Tanga  yang hendak dikonformasi sejumlah wartawan sehubungan dengan pemalangan itu, belum berhasil.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *