Sebuah Permenungan, Kebangkitan Kristus Dalam Menebus Dosa Manusia

Opini40 views

KEBANGKITAN Yesus Kristus dari kematian adalah puncak dari rencana keselamatan Allah bagi manusia.

Peristiwa ini bukan sekadar kemenangan atas maut, tetapi juga penggenapan dari karya penebusan dosa yang dimulai di kayu salib.

Dalam kebangkitan-Nya, kita menemukan harapan, pembenaran, dan janji kehidupan baru.

Apakah makna penting dari kebangkitan Kristus? Yesus telah bangkit dari antara orang mati, dan itu merupakan hal yang baik karena dia tidak perlu terus mati. Akan tetapi apa hubungannya dengan saya?

Apakah hubungannya dengan Anda? Apa itu kebangkitan? Apakah hubungan antara kematian dan kebangkitan Yesus dengan setiap dari kita?

Ini sebuah ilustrasi: Jika saya dihukum mati oleh karena perbuatan saya, dan seseorang mengambil alih tempat saya dan dihukum mati menggantikan saya.

Sekalipun orang itu tidak bangkit dari antara orang mati, apakah kedudukan orang itu sebagai penyelamat berkurang? Akankah begitu?

Dia tetap mengambil alih hukuman atas perbuatan saya. Anggaplah, saya sedang menunggu giliran untuk dieksekusi, saat saya berdiri untuk digantung seseorang datang sambil berkata, “Tidak, bebaskan dia. Aku akan menggantikannya.”

Dengan demikian, orang itu digantung menggantikan saya. Sekalipun orang tersebut tidak bangkit dari antara orang mati, apakah dia bukan penyelamat nyawa saya? Dia tetap penyelamat saya.

Dia tetap mati bagi saya. Saya tetap menyebut dia sebagai penyelamat saya. Dia tidak perlu bangkit dari antara orang mati untuk menjadi penyelamat saya. Bukankah begitu? Lalu apakah arti penting dari kebangkitan?

Saya mau menekankan bahwa kebangkitan Kristus tidak sekadar menyangkut dirinya sendiri, tetapi juga diri  kita.

Menurut ajaran Alkitab, tanpa kebangkitan Yesus, maka kita tidak punya harapan pada keselamatan.

Hal inilah yang ingin saya buktikan hari ini untuk menunjukkan tentang hubungan antara kebangkitan Yesus dengan kita. Kebangkitan Yesus sangatlah penting bagi kita.

Namun, keselamatan lebih dari sekadar perdamaian. Perdamaian hanya langkah awal dari keselamatan.

Makna keselamatan jauh lebih luas daripada perdamaian. Perdamaian adalah pengampunan dosa-dosa.

Dosa-dosa Anda diampuni, tetapi itu masih belum bisa dikatakan sebagai keselamatan.

Keselamatan jauh melampaui sekadar pengampunan dosa-dosa. Inilah hal yang gagal dipahami oleh sebagian besar orang Katolik.

Mereka mengira, karena Anda telah diampuni, maka Anda telah diselamatkan. Itu hanya langkah awal dari keselamatan, saudara-saudariku, saya ingin agar Anda memahami hal ini. Kita diselamatkan oleh hidup Kristus.

Hal apakah yang secara khusus diterapkan atas kebangkitan Yesus itu? Kedaulatan (hak sebagai penguasa) hanya bisa diterapkan dengan kebangkitannya.

Yesus tidak bisa menjadi Penguasa saya, dia tidak bisa memiliki saya, dia tidak bisa mengendalikan kehidupan saya jika dia mati.

Jika Yesus bukan Lord Anda, dia tidak bisa menyelamatkan Anda. Dan ini adalah pokok yang ingin saya bahas hari ini.

Banyak orang mengira bahwa karena mereka percaya bahwa Yesus telah mati bagi mereka, maka hal itu sudah cukup buat mereka. Hal ini tidak cukup bagi keselamatan.

Itu hanya langkah pertama dari keselamatan, akan tetapi belum memadai. Jika Yesus tidak menjadi Penguasa/Lord di dalam hidup Anda (apakah artinya itu, akan kita lihat nanti) –  maka dia tidak akan menjadi Juruselamat Anda.

Kita diselamatkan bukan sekadar oleh kematiannya, tetapi lebih-lebih lagi oleh hidupnya.

Kuasa Allah yang membangkitkan Yesus adalah kuasa yang sama yang menjadikan kita manusia baru. Apakah Anda sudah menjadi manusia baru? Jika Anda berkeyakinan bahwa hanya dengan mempercayai

Yesus telah mati bagi Anda, Anda diselamatkan, Anda belum mencapai keselamatan sesuai dengan makna Alkitab.

Hidup Yesuslah yang akan menyelamatkan Anda. Tanpa kuasa Allah yang membangkitkan Yesus itu bekerja di dalam diri Anda dan menjadikan Anda manusia baru, maka Anda tidak akan diselamatkan.

Menjadi orang Katolik bukan persoalan reformasi; keKatolikan adalah masalah penciptaan ulang, kebangkitan atau kelahiran kembali.

Kita memiliki banyak ‘orang Katolik yang direformasi’ sekarang ini. Yang saya maksudkan adalah orang yang menjadi Katolik karena menginginkan reformasi moral. Mereka berkata, “Tidaklah baik menjadi orang nakal, jahat, bejat dan tanpa etika. Jadi aku akan membenahi moralku. Dari sekarang, aku ingin menjadi orang baik.”

Ini hal yang sangat bagus, dan memang sangatlah bagus memiliki hasrat seperti itu, akan tetapi makna Katolik bukan seperti itu.

Menjadi seorang Katolik berarti Allah menjadikan Anda sebagai manusia baru lewat kuasa kebangkitan-Nya

Allah tidak sekadar membangkitkan kita untuk masuk ke dalam hidup yang baru kemudian membiarkan kita.

Kita tidak dibiarkan berjuang sendiri. Allah tidak berkata, “Baik, sekarang kamu adalah manusia baru.

Aku telah memberikan hidup kebangkitan (resurrected life)  kepadamu. Sekarang kamu harus berjuang sendiri.”

Jika Anda hanya dibiarkan sendiri, apakah yang akan terjadi? Anda akan seperti baterai yang terisi, tetapi semakin lama akan makin kehilangan kekuatannya.

Hal ini terjadi pada banyak orang Katolik. Mereka memulai dengan sangat baik.

Mereka datang kepada Tuhan, mereka mendapatkan isi ulang rohani, kemudian baterainya melemah dan semakin melemah… pada akhirnya, apakah yang terjadi? Tak ada lagi sisanya. Akhirnya, suatu hari, terangnya padam, beterainya mati dan berakhirlah sudah.

Hidup Kristus mengalir di dalam diri kita; Kristus hidup di dalam kita dan karena itu kita menjadi perwujudan Kristus di dunia. Saat orang lain mengamati kita, mereka memikirkan tentang Kristus.

Segala kesalahan yang kita perbuat sebagai seorang Katolik, akan mempermalukan nama Kristus. Inilah alasan mengapa dulunya untuk waktu yang lama saya tidak mau menjadi orang Katolik; karena saya melihat perilaku orang Katolik yang sangat menjijikkan menurut saya.

Jika Anda menjadi orang Katolik, ingatlah ini, Kristus yang hidup di dalam diri Anda, Anda membawa nama Kristus.

Anda bisa saja membuat orang lain tidak mau menjadi orang percaya. Sanggupkah Anda memikul tanggung jawab akibat membuat orang lain tidak mau datang kepada Kristus?

Sanggupkah Anda memikul tanggung jawab jika ada orang lain yang akhirnya tak pernah masuk ke dalam hidup yang kekal karena melihat teladan buruk Anda?

Sanggupkah Anda memikul tanggung jawab tersebut? Saya harap jika Anda tidak akan berminat untuk menjadi ‘orang Katolik yang sekadar direformasi.’

Sudah cukup banyak orang yang telah mempermalukan nama Yesus di mata dunia, Anda tidak perlu menambahkan nama Anda di dalam daftar tersebut. Cukup sudah tindakan-tindakan yang mempermalukan nama Kristus.

Kebangkitan Kristus mengundang kita untuk merenungkan betapa dalamnya kasih Allah, yang rela memberikan Anak-Nya untuk menebus kita, sekaligus membangkitkan-Nya untuk mengaruniakan hidup yang kekal.

Marilah kita hidup dalam terang kebenaran ini, menjadikan setiap hari sebagai perayaan kemenangan Kristus atas dosa dan maut.

“Kristus telah bangkit—Ia bangkit sungguh! Haleluya!”

Penulis :

Ludgerus Waluya Adi, S.Ag

Guru PAK SD Inpres Mangga Dua Merauke

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *