KELUARGA Katolik menjadi tanda kehadiran Tuhan yang nyata, mewujudkan Sakramentalitas Perkawinan di tengah-tengah masyarakat atau warga.
Ada cara bertindak tertentu yang menunjukkan identitas Kekatolikan hingga keluarga-keluarga Katolik menjadi Minortitas Mistik (doa dan iman kepercayaan Katolik menjadi landasan hidup harian).
Membuat gerakan baru dalam keluarga-keluarga di lingkungan untuk meluangkan waktu 10 – 30 menit untuk berdoa bersama, atau mulai ada kebiasaan misa harian.
Membiasakan untuk saling menyapa dan bertanya mengenai perasaan dan pengalaman selama satu hari, saling menanggapi dengan doa bersama dan diungkapkan dalam HISTORIA DOMUS (Catatan penting dalam keluarga disertai refleksi singkat).
Kesempatan 10 hingga 30 menit dalam keluarga tanpa alat elektronik, saling memperhatikan perasaan, mendoakan dan memberi perhatian.
Gerakan Stop Nonton antara pukul 18.00 – 20.00 untuk mendukung semangat belajar anak dan menciptakan budaya TV/HP/GAGET baca dalam keluarga.
Setiap Keluarga Katolik dengan sadar mengupayakan keterlibatan kepedulian dengan sesama saudara sebagai bentuk kerelaan berbagi kasih dari kemurahan Tuhan.
Setiap Keluarga Katolik mempunyai pustaka rohani Katolik untuk mencerdaskan iman dan demi pewarisan nilai-nilai kekatolikan yang nyata.
Setiap Keluarga Katolik mempunyai keterlibatan dalam kehidupan kerohanian/ keagamaan mulai dari tingkat Kelompok, Lingkungan/ Wilayah/Dewan Paroki, atau dalam paguyuban kategoria.
Tim Pendampingan Keluarga membentuk Tim Kunjungan Keluarga, bekerjasama dengan Tim Kerja Katekese/Guru agama mendata anak-anak yang sudah waktunya sambut komuni pertama atau krisma. Ada kunjungan keluarga diantara pengurus lingkungan.
Penanaman nilai-nilai Katolik di dalam keluarga adalah proses yang sangat penting untuk membangun fondasi iman yang kuat dan karakter yang baik pada anak-anak.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh keluarga Katolik untuk menanamkan nilai-nilai tersebut:
Teladan Hidup Orang Tua
Kehidupan Iman yang Konsisten: Orang tua harus menjadi contoh dalam menjalankan hidup beriman.
Kehadiran rutin dalam misa, doa bersama, dan membaca Kitab Suci adalah contoh konkret yang dapat diikuti oleh anak-anak.
Perilaku Sehari-hari: Nilai-nilai seperti kasih, pengampunan, kejujuran, dan kerja keras harus tercermin dalam perilaku sehari-hari orang tua.
Doa Bersama Keluarga
Doa Harian: Jadikan doa sebagai bagian dari rutinitas harian keluarga. Doa sebelum makan, sebelum tidur, dan doa syukur di pagi hari dapat memperkuat ikatan spiritual keluarga.
Rosario: Mengajak anak-anak untuk berdoa Rosario bersama-sama dapat menjadi momen kebersamaan yang penuh makna.
Pendidikan Agama yang Berkelanjutan
Katekese di Rumah: Sediakan waktu khusus untuk mengajarkan anak-anak tentang ajaran Gereja Katolik. Buku-buku cerita Alkitab, video pendidikan, dan aplikasi digital dapat membantu.
Sekolah Minggu: Libatkan anak-anak dalam program sekolah Minggu atau kelas katekese di paroki.
Kehidupan Sakramental
Partisipasi dalam Sakramen: Ajak anak-anak untuk berpartisipasi dalam sakramen, seperti Ekaristi dan Rekonsiliasi. Jelaskan makna dan pentingnya sakramen dalam hidup beriman.
Perayaan Sakramen: Rayakan sakramen seperti Baptisan, Komuni Pertama, dan Krisma dengan meriah untuk menekankan pentingnya peristiwa tersebut dalam hidup mereka.
Penghayatan Nilai-nilai Kristiani
Kasih dan Pelayanan: Ajak anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan pelayanan, seperti kunjungan ke panti asuhan, membantu tetangga yang membutuhkan, atau proyek pelayanan di paroki.
Pengampunan: Ajarkan anak-anak pentingnya pengampunan dan rekonsiliasi dalam hubungan dengan sesama.
Kerendahan Hati dan Kepedulian: Tunjukkan nilai-nilai kerendahan hati dan kepedulian terhadap orang lain dalam interaksi sehari-hari.
Pembentukan Karakter
Kedisiplinan: Terapkan kedisiplinan yang konsisten dan adil. Kedisiplinan yang diterapkan dengan kasih akan membantu anak-anak memahami batasan dan tanggung jawab.
Tanggung Jawab: Berikan tugas dan tanggung jawab kepada anak-anak sesuai usia mereka untuk mengajarkan nilai kerja keras dan tanggung jawab.
Lingkungan yang Mendukung
Komunitas Iman: Libatkan keluarga dalam komunitas iman di paroki atau lingkungan. Kelompok doa keluarga, komunitas kecil, dan kegiatan paroki dapat mendukung pertumbuhan iman bersama.
Teman yang Positif: Dorong anak-anak untuk berteman dengan anak-anak lain yang memiliki nilai-nilai yang sama untuk memperkuat iman mereka.
Refleksi dan Dialog Terbuka
Refleksi Harian: Ajak anak-anak untuk merefleksikan hari mereka dan mengidentifikasi momen-momen di mana mereka mengalami kasih Tuhan.
Dialog Terbuka: Ciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa nyaman untuk bertanya dan berbagi pemikiran mereka tentang iman.
Penulis : Ludgerus Waluyo
Guru SD YPPK St. Theresia Buti Merauke