Perayaan Malam Natal di Gereja Santa Theresia Buti Merauke Dipadati Seribu-an Umat

Laporan Utama120 views

Merauke, Suryapapua.com– Seribu-an umat Katoli memadati Gereja Katolik Santa Theresia Buti-Merauke, mengikuti perayaan Malam Natal  sekaligus mengenang lahirnya Sang Juru Selamat Yesus Kristus  di Betlehem tepatnya di sebuah palungan.

Dari pantauan suryapapua.com Rabu (24/12/2025), perayaan Malam Natal  dipimpin langsung Pastor Simon Petrus Matruty (Pastor Paroki Santa Theresia Buti).

Pada perayaan itu, tradisi mematikan lampu dan menyalahkan lilin oleh umat sebagai lambang Yesus Kristus sebagai terang dunia yang datang menerangi kegelapan—mengacu kepada Bintang Betlehem dan Nubuat Alkitab.

Dalam perayaan tersebut, Tokoh  Adat Masyrakat Malind-Imbuti, Alexander Basik-Basik didampingi seorang ibu beratribut adat serta  diiringi perwakilan etnis Tanimbar melangkah maju ke depan altar.

Lalu Kanak Yesus yang diletakan di kandang—sebelah kiri altar, diambil misdinar  dan diserahkan kepada seorang ibu.

Beberapa saat kemudian, Pastor Simon Petrua Matruty turun dari altar menerima Kanak Yesus.

Selanjutnya dibawa dan diletakan kembali di Kandang Natal dan direciki air berkat serta dilanjutkan dengan doa.

Usai dari itu, perwakilan keluarga, orang muda serta anak-anak membawakan doa di depan Kandang Natal juga.

Seribuan umat yang memadati Gereja Santa Theresia Buti mengikuti perayaan Malam Natal – Surya Papua/Frans Kobun
Seribuan umat yang memadati Gereja Santa Theresia Buti mengikuti perayaan Malam Natal – Surya Papua/Frans Kobun

Pastor Simon Petrus Matruty dalam khotbahnya mengatakan, semoga dengan perayaan Malam Natal, mendatangkan sukacita dalam hidup disertai keberanian.

Natal, lanjut Pastor Matruty,  bukan bicara tentang  umat menerima apa, tetapi sukacita ketika mampu untuk berbagi.

“Jadi Natal bukan sekedar baju baru dan sepatu baru, tetapi soal memberi. Ketika memberi, kita mengorbankan apa yang  dimiliki. Karena Tuhan memberikan terbaik  Putra-NYA untuk dunia,” ungkapnya.

Dalam Kitab Yesaya (bacaa pertama) dikatakan, “Seorang anak lahir bagi kita. Lalu diperjelas dalam injil, telah lahir bagimu Juru Selamat yakni Yesus Kristus.”

“Jadi bersuka-citalah dan bergembiralah, karena kita menerima pemberian Tuhan luar biasa. Tuhan tak  memberikan emas atau perak maupun uang, tetapi  Putra Tungalnya,” jelasnya.

“Kita tahu Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Malam ini adalah malam sukacita. Karena  kita punya Yesus  yang telah lahir,” katanya.

Kandang Natal di Gereja Santa Theresia Buti sekaligus meletakan Kanak Yesus – Surya Papua/Frans Kobun
Kandang Natal di Gereja Santa Theresia Buti sekaligus meletakan Kanak Yesus – Surya Papua/Frans Kobun

Kerendahan Hati

Sementara  Ketua DPP Paroki Santa Theresia Buti, Izaak Layaan dalam sepata dua kata-nya mengungkapkan, kelahiran Yesus di palungan sederhana, mengajarkan umat  tentang kerendahan hati, harapan serta kedamaian.

“Kita diberikan banyak dinamika baik suka maupun duka, namun melalui perayaan Natal, kita diingatkan kembali bahwa terang telah terbit di kegelapan,” ungkapnya.

“Olehnya mari kita jadikan Natal sebagai momentum mempererat tali persaudaraan diantara lingkungan paroki  sekaligus saling tolong menolong serta menjadi pembawa damai bagi sesama tanpa memandng perbedaan,” pintanya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *