Merauke, Suryapapua.com– Seribu-an umat Katoli memadati Gereja Katolik Santa Theresia Buti-Merauke, mengikuti perayaan Malam Natal sekaligus mengenang lahirnya Sang Juru Selamat Yesus Kristus di Betlehem tepatnya di sebuah palungan.
Dari pantauan suryapapua.com Rabu (24/12/2025), perayaan Malam Natal dipimpin langsung Pastor Simon Petrus Matruty (Pastor Paroki Santa Theresia Buti).
Pada perayaan itu, tradisi mematikan lampu dan menyalahkan lilin oleh umat sebagai lambang Yesus Kristus sebagai terang dunia yang datang menerangi kegelapan—mengacu kepada Bintang Betlehem dan Nubuat Alkitab.
Dalam perayaan tersebut, Tokoh Adat Masyrakat Malind-Imbuti, Alexander Basik-Basik didampingi seorang ibu beratribut adat serta diiringi perwakilan etnis Tanimbar melangkah maju ke depan altar.
Lalu Kanak Yesus yang diletakan di kandang—sebelah kiri altar, diambil misdinar dan diserahkan kepada seorang ibu.
Beberapa saat kemudian, Pastor Simon Petrua Matruty turun dari altar menerima Kanak Yesus.
Selanjutnya dibawa dan diletakan kembali di Kandang Natal dan direciki air berkat serta dilanjutkan dengan doa.
Usai dari itu, perwakilan keluarga, orang muda serta anak-anak membawakan doa di depan Kandang Natal juga.

Pastor Simon Petrus Matruty dalam khotbahnya mengatakan, semoga dengan perayaan Malam Natal, mendatangkan sukacita dalam hidup disertai keberanian.
Natal, lanjut Pastor Matruty, bukan bicara tentang umat menerima apa, tetapi sukacita ketika mampu untuk berbagi.
“Jadi Natal bukan sekedar baju baru dan sepatu baru, tetapi soal memberi. Ketika memberi, kita mengorbankan apa yang dimiliki. Karena Tuhan memberikan terbaik Putra-NYA untuk dunia,” ungkapnya.
Dalam Kitab Yesaya (bacaa pertama) dikatakan, “Seorang anak lahir bagi kita. Lalu diperjelas dalam injil, telah lahir bagimu Juru Selamat yakni Yesus Kristus.”
“Jadi bersuka-citalah dan bergembiralah, karena kita menerima pemberian Tuhan luar biasa. Tuhan tak memberikan emas atau perak maupun uang, tetapi Putra Tungalnya,” jelasnya.
“Kita tahu Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Malam ini adalah malam sukacita. Karena kita punya Yesus yang telah lahir,” katanya.

Kerendahan Hati
Sementara Ketua DPP Paroki Santa Theresia Buti, Izaak Layaan dalam sepata dua kata-nya mengungkapkan, kelahiran Yesus di palungan sederhana, mengajarkan umat tentang kerendahan hati, harapan serta kedamaian.
“Kita diberikan banyak dinamika baik suka maupun duka, namun melalui perayaan Natal, kita diingatkan kembali bahwa terang telah terbit di kegelapan,” ungkapnya.
“Olehnya mari kita jadikan Natal sebagai momentum mempererat tali persaudaraan diantara lingkungan paroki sekaligus saling tolong menolong serta menjadi pembawa damai bagi sesama tanpa memandng perbedaan,” pintanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun







