KONSEP sumber daya manusia (SDM) tentng perkembangan pendidikan maupun sumber daya alam (SDA) yang menjadi unggulan empat kabupaten (Merauke, Boven Digoel, Mappi serta Asmat), rupanya di luar kepalanya.
Secara terang benderang, diuraikan satu persatu dalam dialog yang diselenggarakan Pengurus Cabang Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) Kabupaten Merauke di Hotel Corein, kemarin.
Itulah Romanus Mbaraka, Calon Gubernur Papua Selatan. Setelah ulasan SDM maupun SDA unggulan Kabupaten Merauke dan Mappi yang diuraikan dalam tulisan seri I, kini ulasan lebih difokuskan ke dua kabupaten lain yakni Boven Digoel maupun Asmat.
Untuk Kabupaten Boven Digoel, demikian Romanus, ada potensi tambang cukup besar yang perlu dikelola dengan bijaksana kedepan, agar tidak berdampak terhadap lingkungan.
Selain itu, masih menjadi sumber material untuk seluruh konstruksi pembangunan di Papua Selatan, tetapi perlu diteliti baik. Lalu pengembangan juga perlu mengikuti hukum lingkungan.
Poteni lainnya adalah perkebunan yang cukup. Ini juga menjadi sumber pendapatan bagi keluarga.
“Memang untuk Kabupaten Boven Digoel dan Merauke, ada satu peluang besar dalam penyerapan tenaga kerja terkait perkebunan kelapa sawit yang sedang dijalankan dan atau dilaksanakan investor,” jelasnya.
Lahan untuk investasi perkebunan kelapa sawit sangat luas di dua kabupaten dimaksud (Merauke, Boven Digoel). Lalu kontinyu memroduksi CPO sawit sekaligus di eksport keluar seperti ke Jawa maupun luar negeri.
“Ini adalah komitmen saya dan Kaka Albert Muyak ketika dipercayakan memimpin Provinsi Papua Selatan, program yang wajib hukumnya dijalankan investor sawit adalah pembanguan pabrik terpadu disini,” tegasnya.
Dengan hadirnya pabrik, peluang kerja bagi masyarakat di Provinsi Papua Selatan akan besar dan terbuka lebar. Karena selain memproduksi minyak goreng dan sabun, juga bahan ikutan lain.
“Kita harus akui bahwa selama ini dari aspek penerimaan, kita mengalami kerugian, lantaran CPO sawit diambil dan dikirim untuk diproduksi di luar,” ujarnya.
Khusus berkaitan dengan transportasi, Merauke-Boven Digoel sudah lancar, tidak ada kendala lantaran infrastruktur baik jalan maupun jembatan dibangun.
“Nah ada satu program kami yang dipastikan direalisasikan juga yakni kerjasama dengan pengusaha dari Jawa untuk mendatangkan bus-bus eksekuitif ber-ac,” katanya.
Tujuannya tidak lain agar masyarakat yang bepergian dari Boven Digoel maupun Merauke, menikmati perjalanan dengan lancar serta menikmati ac sepanjang perjalanan.
Khusus berkaitan dengan SDM orang Boven Digoel, sangat bagus.
Secara umum, orangtua memberikan perhatian sangat tinggi kepada anak-anaknya di dunia pendidikan baik dari jenjang SD hingga perguruan tinggi (PT).
“Sudah ada semangat serta keinginan besar dari orangtua menyekolahkan anaknya. Tinggal saja rangsangan secara terus menerus dari pemerintah,” tandasnya.
Perikanan Jadi Unggulan
Khusus Kabupaten Asmat, menurut Romanus, perikanan masih menjadi primadona bagi masyarakat disana. Hanya saja belum ada rekayasa pengelolaan selama ini.
“Masyarakat mengambil ikan di sungai maupun laut, lalu menjualnya. Nah ini perlu ada intervensi atau perhatian maksimal pemerintah,” katanya.
“Memang dulunya ada gaharu serta merbau (kayu besi) sebagai sumber pendapatan masyarakat, hanya saja dari waktu ke waktu terus berkurang,” tegasnya.
Sementara berkaitan dengan SDM masyarakat Asmat, perlu afirmasi serta kebijakan luar biasa dilakukan pemerintah untuk mengembangkan life skil.
“Jadi itu keunggulan maupun kekurangan SDM maupun SDA dari dua kabupaten,” katanya.
“Saya bersama Kaka Albert mempunyai konsep sangat pasti dan jelas untuk dieksekusi ketika rakyat dari empat kabupaten memberikan kesempatan kepada kami menahkodai ‘rumah besar’ Provinsi Papua Selatan ini,” jelasnya. (*/Habis)
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun