Ketika Perguruan Tinggi Menjadi Pilihan
SEORANG anak ketika sudah berada di kelas 2 SMA atau SMK ataupun Madrasah Aliyah, tentunya telah lebih mantap menentukan langkahnya setelah lulus nanti. Sehingga saat di Kelas 3 itu, telah benar-benar dengan semangat mempersiapkan dirinya untuk harus lulus.
Para lulusan SMA atau sederajat ini akan diperhadapkan dengan begitu banyak pilihan, ada yang langsung mau bekerja baik itu yang mau bekerja di perusahaan maupun mengikuti tes penerimaan CPNS maupun calon anggota TNI dan Polri. Namun di antara pilihan pekerjaan itu, pasti ada yang memilih atau ingin melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi.
Pilihan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi ini, tentunya tidak didasari oleh sikap ikut ramai teman yang lain. Tetapi hendaknya dalam diri setiap calon mahasiswa sudah harus terpancang niat dan tekad yang kuat bahwa pilihan-ku untuk berkuliah adalah bagian dari merancang masa depan saya.
Penanaman nilai-nilai prinsip kehidupan mahasiswa, baik itu prinsip dalam belajar atau perkuliahan, seperti bagaimana harus bersikap dan berinterkasi dengan dosen maupun teman yang lain, prinsip hidup dalam keluarga seperti menghormati orang tua dan menyayangi saudara lain dan yang tidak kalah penting adalah prinsip hidup seorang dalam lingkungan sosial seperti berinteraksi dengan tetangga, teman sebaya di lingkungan tempat tinggal yang kebetulan tidak berstatus mahasiswa.
Sikap ini semua menjadi penting dan harus dimiliki setiap pelajar di perguruan tinggi yang berstatus mahasiswa. Nilai-nilai prinsip hehidupan mahasiswa inilah yang membedakan sosok pemuda-pemudi pelajar di perguruan tinggi dengan pemuda-pemudi lainya yang tidak atau secara kebetulan belum memilih untuk berkuliah.
Mungkin pembaca bertanya, apa pentingnya hal tersebut diuraikan? Jawabnya karena out put atau lulusan perguruan tinggi, hanya terukur oleh tiga indicator. Pertama, sikap hidupnya atau akhlaknya, jujur dan bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan dan memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan seta memiliki cakrawala berpikir atau berwawasan luas.
Setiap mahasiswa atau bahkan setelah lulus yang menyandang predikat sarjana pada bidangnya, pasti akan menjadi kebanggan dan harapan orang tua. Selain itu juga akan menjadi tempat orang lain atau masyarakat bertanya, karena masyarakat menganggap setiap mahasiswa atau bahkan sarjana memiliki pengetahuan dan wawasan berpikir yang luas.
Dalam anggapan atau asumsi masyarakat seperti di atas, maka kehadiran seorang mahasiswa dan bahkan seorang sarjana di tengah-tengah masyarakat sangat dibutuhkan dan bahkan dirindukan, karena kehadiran mereka diyakini pasti membawa kebaikan dan banyak manfaat.
Setiap tutur kata mereka akan membuat orang lain nyaman, sejuk dan merasa damai. Bahkan semua permasalahan yang sementara dihadapi dan dibahas akan terselesaikan dengan tuntas dengan keterlibatan seorang mahasiswa atau seorang sarjana.
Berkuliah di Fakultas Hukum
Salah satu disiplin atau bidang ilmu yang dikembangkan di perguruan tinggi adalah Ilmu Hukum. Sepintas siapa saja mendengar seseorang kuliah di Fakultas Hukum, maka pemikiran orang sudah pasti terarah bahwa anak tersebut kelak akan menjadi Dosen Faklutas Hukum, Hakim, Jaksa, Perwira Hukum Polisi, Notaris atau Pengacara atau sebutan lainnya advokat dan juga Konsultan Hukum.
Namun sebagai pendidik Ilmu hukum di perguruan tinggi hukum, tentunya kami memiliki pandangan dan wawasan sedikit berbeda khususnya terkait dengan prospek seorang Sarjana Hukum.
Seorang Sarjana Hukum dapat bekerja atau berprofesi sebagai penguasaha atau pelaku bisnis, direktur utama, atau manajer pada suatu Perseroan Terbatas atau posisi penting lainnya di perbankan dan sebagai sebagai legal pada perusahaan domestik atau asing.
Prinsipnya orang yang belajar di fakultas hukum, wajib mempersiapkan diri secara maksimal. Untuk itu tugas dosen fakultas hukum wajib membantu mahasiswa untuk menggali dan menemukan potensi dalam diri mahasiswanya.
Selanjutnya dikembangkan menjadi satu potensi yang bernilai plus dan ini setiap mahasiswa pasti berbeda-beda. Mahasiswa Fakultas Hukum diharapkan kelak memiliki jiwa yang besar, memiliki optimisme dan kepekaan sosial yang tinggi dan yang tidak kalah penting adalah tidak mudah putus asa atau patah semangat.
Prinsip yang wajib ditanamkan bagi mahasiswa Fakultas Hukum bahwa hidup ini memang keras penuh dengan tantangan, tetapi jangan kita dihadapi dengan kekerasan pula, tetapi wajib kita hadapi dengan bijaksana yaitu menggunakan kecerdasan intelektual dan spritual yang kita miliki.
Seorang Sarjana Hukum, kehidupannya tidak dapat terlepas dari kehidupan sosial yang memang sangat membutuhkan kehadirannya. Untuk itu sejak mahasiswa, Calon Sarjana Hukum sudah dibekali dengan Ilmu Sosiologi Hukum, Antropologi, selain mata kuliah pokok atau wajib yaitu Ilmu Hukum, Dasar-dasar Ilmu Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Tata Negara, dan Hukum Internasional yang merupakan pengetahuan wajib dimiliki dan dikuasai oleh Pelajar Ilmu Hukum.
Bukan rahasia lagi ketika seseorang tampil dengan predikat mahasiswa fakultas atau lebih tepatnya Calon Sarjana Hukum, maka sudah dapat dipastikan orang-orang disekitarnya akan berharap banyak dari sosok ini.
Contohnya saja, ketika ada sekelompok mahasiswa yang melakukan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN), maka yang akan dipilih sebagai ketua kelompok biasanya mahasiswa Fakultas Hukum. Ini karena dianggap sosok mahasiswa ini lebih cakap atau lebih mampu dalam memimpin, bertanggungjawab, mampu tampil berbicara di depan umum dan mampu merangkul teman sekelompok demi kekompakan. Tidak kalah penting adalah mampu berargumen dengan dalil-dalil hukum yang kuat bila diperlukan pada saat-saat tertentu.
Kemampuan dari sosok seorang Sarjana Hukum sudah dapat terukur ketika yang bersangkutan berada di semester 5 (lima) atau pada tahun ketiga studinya, karena secara keilmuan hukum yang tersaji dalam beberapa mata kuliah yang telah ditempuh, ini telah mampu membentuk jiwa dan mentalnya yang Insya Allah sudah siap untuk mulai tampil sebagai intelektual muda ilmu hukum.
Ini sering terlihat dalam even debat mahasiswa, rapat-rapat mahasiswa baik itu internal senat Mahasiswa Fakultas maupun Senat Mahasiswa Universitas. Setuju atau tidak setuju, akui atau tidak akui, pasti mahasiswa Fakultas Hukum akan tampil dan memiliki gaya retorika dan gaya bahasa serta penguasaan kosa kata yang sangat luar biasa, dan dengan hal ini sadar tidak sadar proses pembentukan dan pematangan sosok mahasiswa menuju Sarjana Hukum sudah mulai berjalan pada garis finish pada perjalanan meraih strata satu Ilmu Hukum dengan gelar Sarjana Hukum.
Provinsi Baru Membawa Sejuta Harapan
Sangat manusiawi ketika ada orang tua yang mulai berandai-andai atau lebih tepatnya bercita-cita, ketika membuat keputusan untuk meng-kuliah-kan anaknya di perguruan tinggi, agar kelak anaknya dapat mampu hidup mandiri bertanggungjawab atas dirinya sendiri atau bahkan keluarganya, bila kelak sudah berumah tangga. Dan memang begitulah idelanya siklus kehidupan manusia, pada usia produktif anak sudah harus hidup mandiri dengan segala tanggung jawab yang melekat pada dirinya.
Prospek kuliah di perguruan tinggi khususnya di Universitas Musamus, tentunya sudah mulai digencarkan, karena saat ini telah hadir provinsi baru di Wilayah Selatan Tanah Papua, yang pada tanggal 30 Juni telah ditetapkan Undang-Undang Pembentukan Provinsi Papua Selatan. Selanjutnya paling lambat tiga sampai empat hari kedepan akan disahkan oleh Presiden RI, dan selanjutnya penomoran dan pengundangan oleh Menteri Sekretarais Negara dalam Lembaran Negara (Staatblaad), dan sejak saat itu UU Pembentukan Provinsi Papua Selatan, sah dan efektif berlaku.
Terkait dengan telah terbentuknya Provinsi Papua Selatan telah hadir dan tidak dapat dibantah lagi, lulusan Universitas Musamus harus terserap dengan satu prioritas utama, karena lulusan Unmus memiliki kriteria Inteletual yang ber-karakter manusia Papua Selatan. Dan tentunya harapan ini dari semua orang di Selatan Papua untuk anak-anak kita yaitu SDM lulusan Unmus nantinya, akan menjawab kebutuhan SDM baik itu di birokrat Pemerintahan Provinsi Papua Selatan dan pada 4 ( empat) Kabupaten yaitu Merauke, Boven Digoel, Mappi dan Asmat, bahkan nantinya ketika Pemerintahan Kota Merauke terbentuk dalam waktu yang tidak lama lagi
Tentunya sangat kita pahami bahwa sistem rekruitmen CPNS nantinya akan terbuka untuk masyarakat umum, dan bahkan masyarakat Indonesia di mana saja berada, diseluruh Wilayah Republik Indonesia, namun kita tetap berharap karateker atau Penjabat Gubernur Papua Selatan akan membentuk regulasi khusus (Perdasi dan Perdasus) yang bersifat lebih afirmatif untuk mengakomodir atau menyerap alumni atau lulusan Universitas Musamus dari 6 (enam) Fakultas.
Perdasus prioritas lulusan Unmus wajib diikuti oleh MoU yang harus dibuat antara karateker Gubernur dan para bupati bersama pimpinan Universitas Musamus dalam hal khusus rekruitmen SDM CPNS maupun penggunaan tenaga ahli dalam bidang tertentu. Saat ini Universitas Musamus telah memiliki tenaga ahli dengan kualifikasi keilmuan Strata Tiga (Doktor) yang tersebar di setiap fakultas.
Hal ini perlu disampaikan di awal pembentukan Provinsi Papua Selatan, karena pengembangan daerah pemerintahan baru, sudah pasti membutuhkan kajian-kajian strategis baik di bindang pemerintahan, sosial, hukum, ekonomi, pertanian, kelautan, perikanan dan lain-lain sebagainya.
Saran kami sebaiknya dapat menggunakan pola kerja tim gabungan yang mana tim ahli utama dari Universitas Musamus dan dibantu oleh Tim Ahli Perguruan Tinggi lain, lebih bersifat pendampingan, untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik. Sekali lagi hal ini perlu diangkat, karena propinsi baru ini, wajib dibangun dengan cara yang lebih Khas yaitu penguatan cultur pembangunan strategis Papua Selatan sehingga SDM yang dibutuhkan adalah SDM yang ber kharakter manusia Selatan Papua yang kuat dan berkualitas.
Terkait dengan kesiapan masyarakat khususnya masyarakat di kampung-kampung agar lebih siap menerima arus besar pembangunan sebagai konsekwensi terbentuknya DOB Propinsi Papua Selatan, maka kami pun berharap Pemerintah Kabupaten Merauke, Boven Digoel, Asmat dan Mappi merangkul dalam kerja sama dengan ahli atau peneliti dari Universitas Musamus, termasuk Fakultas Hukum khususnya dalam penguatan kapasitas pemerintahan kampung dalam menyusun peraturan kampung dan kajian-kajian hukum terkait dengan perlindungan sumber daya alam dan hak – hak tradisoinal masyarakat Adat. Ini dilakukan agar masyarakat merasa memiliki dan tetap berperan aktif dalam pembangunan.
Bagi kami di perguruan tinggi yang bertugas mendidik dan melulus sarjana, tentunya berharap seiring dengan terbentuknya Provinsi Papua Selatan akan ada daya serap yang tinggi terhadap Alumni Universitas Musamus sebagai garda terdepan dalam menjawab kebutuhan sumber daya manusia (SDM).
Ambil misal saja, dalam upaya pelayanan penegakan hukum pada Daerah Otonomi propinsi baru, pasti akan berdiri Pengadilan Tinggi,Pengadilan Tinggi Agama, bahkan bila dimungkinkan akan ada Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), Kejaksaan Tinggi, Kepolisian Daerah, Kantor Wilyah Hukum Dan HAM yang akan diikuti oleh peningkatan kelas pada Kantor Imigrasi, Lapas dan Bapas. Kantor Pertanahan Propinsi, begitu pun dengan Kantor Bea dan Cukai dan instansi vertikal lainya.
Bersamaan dengan itu di Kabupaten Mappi, Asmat dan Boven Digoel pun akan berdiri Pengadilan Negeri,Pengadilan Agama, Kejaksaan Negeri, begitupun Kantor Imigrasi, Lapas dan Bapas, semua ini akan membutuhkan SDM yang berkompetensi Ilmu Hukum atau Sarjana Hukum.
Fakultas Hukum Unmus yang kami rintis tahun 2013 dan sudah berkembang saat ini telah meluluskan ratusan Sarjana Hukum. Inilah yang kami harapkan mendapat prioritas untuk terserap pada instansi Otonom dan vertikal, perbankan dan juga perusahaan yang berinvesatasi di Wilayah Selatan Tanah Papua.
Demikian tulisan ini saya angkat guna menghadirkan rasa syukur telah mengabdi selama 20 tahun sebagai Dosen pada STIA Karya Dharma Merauke, STAIS YAMRA Merauke, STIE YAPIS Merauke, STIH Umel Mandiri Kelas Merauke, STTM, UNIMMER dan Unmus.
Tulisan ini juga sebagai ungkapan rasa Bangga pada Unmus sebagai satu karya emas anak-anak negeri Tanah Marind.
Terimakasih Bapak Drs. Johanes Gluba Gebze, Bapak Drs. Romanus Mbaraka, M.T, Bapak Fankan (Alm), Bapak Marthen Kurniawan (Alm), Bapak Tjahyadi Soeminto, Bapak Soter Nautje (Alm), Prof. Dr. Philipus Betaubun, ST.MT dan para pejuang, pendiri dan pengajar pada STTM, UNIMMER hingga menjadi UNMUS, yang telah mendirikan perguruan tinggi yang hari ini telah menjadi kebanggan kita semua.
Kita berharap Universitas Musamus hari ini dibawa kepemimpinan seorang Anak Selatan Papua yaitu Dr.Drs. Beatus Tambaip, MA bersama Civitas Akademika Unmus, mampu membentuk lulusan Unmus yang memiliki SDM yang Khas yaitu memiliki Ilmu dan wawasan yang berkarakter Orang Selatan Papua.
Penulis :
Burhanuddin Zein
Dosen Fakultas Hukum Universitas Musamus