Merauke, Suryapapua.com– Tampil sederhana, seadanya dan tidak memerintah. Dia turun tangan memantau serta melihat secara langsung pergerakan harvester combine (mesin pemotong gabah) beroperasi melakukan panen padi di areal persawahannya di Kampung Sarsang, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.
Sudah menjadi ‘tradisi.’ Dimana, ketika turun tangan di tengah areal persawahan, pasti dengan celana pendek, baju kaos oblong dan lebih kocak lagi adalah memakai topi ke belakang.
Dia tidak berlipat tangan, tetapi selalu bersama ‘pasukan’ kebunnya berjam-jam dari pagi bahkan sampai malam, melakukan kegiatan panen menggunakan harvester combine.
Itulah Romanus Mbaraka, Bupati Merauke, anak kampung dari Batu Merah, Kalilam Pulau Terapung Kimaam.
Sementara dari pantauan surya Papua Sabtu (20/04/2024), hamparan itu menguning hingga tak terlihat jengkalan tanah kosong. Buliran padi merunduk, bahkan sebagian besarnya jatuh ke areal persawahan lantaran terlalu lebat.
Rupanya saat panen perdana yang berlangsung siang tadi, Bupati Mbaraka mengundang Sekretaris Daerah (Sekda) Merauke, Yeremias Paulus Ndiken, para Asisten serta hampir semua kepala dinas hadir untuk bisa melihat secara langsung, sekaligus sebagai motivasi.
Kurang lebih dua jam, Bupati Mbaraka bersama Sekda serta belasan pejabat, berada di lokasi panen, melihat kegiatan panen padi.
Sesekali Bupati Mbaraka, masuk ke petakan sawah sekaligus melihat Anto yang sedang mengendalikan combine.
Karung-karung pun telah disiapkan mengisi gabah yang dipanen. Jika jumlahnya sudah banyak, diturunkan dan langsung dibawa ke tempat pengeringan yang disediakan.
Dalam kesempatan itu, Bupati Mbaraka mengungkapkan, hari ini kegiatan panen padi mulai dilakukan. “Puji Tuhan, saya bersama ibu dan anak-anak serta Anto, kelola kebun ini dengan baik hingga hasil panenannya sangat bagus,” ujarnya.
Dikatakan, dari 50 hektar lahan persawahan miliknya di Kampung Sarsang, tahun ini diolah hanya 25 hektar, lalu ditanami padi.
“Ya, hasil sangat menggembirakan. Dimana satu hektar, bisa dapat 4-6 ton gabah. Luar biasa hasilnya dan semuanya karena kemurahan Tuhan,” jelasnya.
“Dengan hasil dari kebun saya ini, mudah-mudahan pertanda Merauke membaik di hari-hari mendatang dalam pengelolaan pertanian,” katanya.
Bupati Mbaraka menambahkan, kegiatan panen dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus. Karena disesuaikan dengan rotasi tanam masing-masing luasan lahan yang ada disini.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun