Merauke, Suryapapua.com– Bangunan Gedung Keuskupan Agung Merauke, Provinsi Papua Selatan berlantai dua, telah selesai dikerjakan, setelah dibangun sejak Juni-Desember 2022 dengan menelan anggaran senilai Rp23.936.677.000.
Bangunan diatas lahan 3.989.37 meter/segi itu, anggarannya bersumber dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun anggaran 2022.
Gedung Keuskupan Agung Merauke, memiliki 17 ruangan. Oleh karena telah selesai dikerjakan, maka kunci bangunan diserahkan kontraktor yang diterima langsung Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC.
Usai penyerahan kunci, dilanjutkan pengguntingan pita oleh Uskup Mandagi.
“Atas nama umat di Keuskupan Agung Merauke, saya mengucapkan terimakasih banyak Kepada Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono yang telah memberikan bantuan gedung guna kelancaran tugas serta tanggungjawab di Keuskupan Agung Merauke,” ungkap Uskup Mandagi.
Selain itu, ucapan terimakasih Uskup Mandagi kepada semua pihak yang telah bekerja dalam pembangunan gedung tersebut.
Ucapan terimakasih juga disampaikan Uskup Mandagi kepada Muhadjir dari Kementerian Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko) PMK.
“Lalu secara khusus dan paling utama saya ucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Presiden RI, Joko Widodo. Karena kantor dibangun atas jin bapak presiden,” ujarnya.
Lebih lanjut Uskup Mandagi menjelaskan, gedung Keuskupan Agung Merauke yang dikerjakan selama 203 kalender hari itu, tidak hanya dapat digunakan umat Katolik. Namun menjadi tempat pelayanan semua umat di Provinsi Papua Selatan.
“Saya katakan demikian, karena gedung megah itu, akan menjadi simbol kerukunan umat beragama,” katanya.
“Jadi peruntukannya bukan hanya bagi umat Katolik saja, tetapi sebagai tempat pelayanan semua masyarakat. Sekaligus tanda kerukunan antar umat beragama, juga kerukunan pemerintah dan gereja yang menunjukkan persatuan serta persaudaraan,” jelas Uskup Mandagi.
Sebagai sarana pelayanan masyarakat, jelas Uskup Mandagi, gedung akan dijaga dan dirawat baik, sehingga memiliki nilai berarti.
Sementara Kepala Balai Prasarana Pemukimam Wilayah Papua, Corneles Sagrim menjelaskan, pembangunan gedung Keuskupan Agung Merauke dilakukan melalui lelang terbuka dengan sistem singgle year.
“Pekerjaan kita kebut, namun tidak mengesampingkan kualitasnya. Kualitas selalu diutamakan dan kontraktor berusaha semaksimal mungkin,” jelasnya.
Bangunan gedung Keuskupan Agung Merauke, demikian Sagrim, masih dalam tanggungjawab Kementrian PUPR selama 6 bulan kedepan. Jika ada ketidaksesuaian, dapat langsung ditangani kembali.
“Gedung ini masih dalam tanggungjawab kami selama 6 bulan kedepan. Kalau ada yang tidak sesuai atau complain Bapak Uskup, langsung akan kami tangani,” ungkapnya.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun