‘BAK’seorang selebritis yang namanya langsung melejit seketika, hingga menjadi buah bibir berbagai kalangan mulai para pejabat, politisi hingga rakyat ditingkat bawah.
Viral-nya nama yang tidak lain adalah Najwa tersebut, setelah isteri seorang pejabat penting di Provinsi Papua Selatan (mohon maaf tak sempat disebutkan namanya), melakukan live di tiktok-nya hingga menyedot perhatian publik.
Lalu apa yang disampaikan dan atau diutarakan isteri pejabat itu?
Ya, tentu masyarakat di empat kabupaten (Merauke, Boven Digoel, Mappi serta Asmat) sudah menyimak secara mendalam, karena kasusnya termasuk heboh.
Pasca tik-tok isteri pejabat menjadi viral—tak lama kemudian, jaringan internet-pun langsung redup alias hilang.
Rakyat-pun menjadi marah besar hingga mengait-ngaitkan dengan nama Najwa.

Pertanyaannya adalah, siapa itu Najwa dan seberapa besar pengaruhnya?
Lalu apakah ada hubungan antara putusnya jaringan dengan wanita tersebut? SEmua serba misteri
Hal lain menjadi sorotan hingga menjadi bahan kasak-kusuk yakni apa si pekerjaan Najwa? Dia seorang tokoh penting, pejabat, pengusahan atau politisi?
Realita atau fakta lapangan, nama seorang Najwa sangatlah ‘asing’ di telinga orang Papua Selatan. Bahkan mengenal mukanya-pun tidak.
Mengapa? Karena sama sekali tidak tampil dalam forum dan atau kegiatan-kegiatan resmi yang diselenggarakan pemerintah maupun instansi terkait lain.
Hanya saja dia (Najwa;red) menggemparkan berbagai kalangan termasuk dunia maya.
Bahkan di pagar tembok, Najwa terpampang dengan tulisan warna merah tepatnya di Kantor Telkom Cabang Merauke.
Di pagar itu, tertulis,”Najwa Pu Kerja.” Lalu ada kalimat lain ditulis,” Dapat makan dari ikan— ka ikan makan.”
Tidak diketahui kapan muncul tulisan tersebut?Tetapi kelihatan masih basah alias baru.
Dari pantauan suryapapua.com kemarin siang bersamaan aksi turun jalan ribuan warga ke Kantor Telkom Merauke, tulisan di tembok itu, ikut menjadi perhatian.
Sejumlah orang sempat berhenti membaca. Namun mereka bergegas pergi dengan cepat bergabung bersama pendemo menyoroti persoalan putusnya jaringan internet. (Frans Kobun)