MASIH teringat baik pada awal Juni 2023 silam, Romanus Mbaraka, Calon Gubernur Papua Selatan yang juga Bupati Merauke aktif, hanya sementara waktu mengambil cuti kampanye, melakukan kunjungan ke Distrik Ululin.
Dalam kunjungan ketika itu, Romanus Mbaraka didampingi Sekretaris Daerah Merauke, Yeremias Paulus Ndiken, sekaligus melakukan dialog bersama masyarakat dari sejumlah kampung di Distrik Ulilin.
Dari dialog yang dilakukan, berbagai hal disampaikan warga, termasuk permintaan menghadirkan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Ulilin, lantaran selama ini, anak-anak yang tamat SMP, harus ke kota maupun Muting melanjutkan sekolah dengan jarak tempuh jauh.
Setelah mendengar ungkapan hati Kepala Kampung Gayu, Subandi mewakili seluruh masyarakat dari kampung-kampung di Distrik Ulilin, Romanus menanyakan soal lahan untuk pembangunan SMAN I.
Seketika juga, Subandi mengaku, telah dilakukan pembebasan lahan seluas 4 hektar dan tidak ada persoalan. “Kami hanya meminta bantuan Bapak Romanus Mbaraka agar sekolahnya dibangun,” ungkap dia.
Romanus yang maju bertarung di Pilgub Papua Selatan berpasangan dengan Albertus Muyak sebagai wakilnya, menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke, Stefanus Kapasiang mengalokasikan anggaran.
Angggaran untuk pembangunan SMAN 1 Ulilin, akhirnya dialokasikan dalam APBD 2024.
Setelah ketuk palu, Romanus Mbaraka langsung ‘tancap gas’ dengan melakukan peletakan batu pertama pembangunan sekolah tersebut yang berlangsung beberapa bulan lalu.
Pekerjaan pun dikebut dan hasilnya bisa dilihat. Dimana bangunan SMAN I Ulilin telah berdiri kokoh dan siap dilakukan peresmian sekaligus dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar.
Untuk diketahui saja, proses belajar mengajar di SMAN 1 Ulilin sudah mulai berjalan tahun 2024, hanya saja masih meminjam bangunan sekolah lain sambil menunggu dimanfaatkannya sekolah baru itu.
Bicara tentang pendidikan, baik tentang anak didik maupun fisik bangunan, menjadi konsentrasi dari seorang Romanus Mbaraka. Sehingga tidak mengherankan ketika ada keluhan rakyat sehubungan fasilitas yang minim, pasti langsung dieksekusi.
Itulah tipikal Romanus Mbaraka. Kerjanya nyata, tidak berkoar-koar atau omong doang dan atau menjanjikan rakyat, namun tak kunjung direalisasikan sampai sekarang.
Gambaran tentang torehan hasil yang ditunjukkan Romanus Mbaraka dengan membangun SMAN 1 Ulilin, sekalgus menjawab rintihan dan keluhan masyarakat di kampung-kampung di Distrik Ulilin.
Menjadi seorang pemimpin, yang dibutuhkan dan diharapkan adalah tindakan nyata. Dengan begitu, rakyat akan ‘angkat topi’ dan terus mengingat serta mengenang jasa baik yang diberikan sampai kapanpun.
Bahwa sekalipun hingga detik ini, masih ada permainan kata-kata di media sosial oleh barisan sakit hati maupun lawan politik yang mempertanyakan apa bukti nyata dibuat Romanus Mbaraka selama dua periode? Biarlah cukup menunjuk bukti nyata saja.
Segala bentuk umpatan, nyinyiran, ocehan serta ketidaksukaan segelintir orang, tak membuat Romanus Mbaraka goyang atau mundur sekalipun.
Dia (Romanus;red) adalah pemain politik- susah dibaca permainan dan atau jurus politiknya bersama wakilnya Albertus Muyak serta timnya, lalu tanpa berkoar-koar ke publik.
Diam dan senyap bekerja ‘dibawah tanah’ tanpa diketahui banyak orang. Selain it terus menunjukkan karya nyatanya yang dibuat dan atau dihasilkan ketika menjabat sebagai Bupati Merauke dua periode.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun