Merauke, Suryapapua.com– Minggu (23/11/2025) menjadi sejarah baru dan unik ditorehkan, bertepatan dengan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam.
Betapa tidak, umat Katolik yang umumnya tinggal, sekaligus berjualan di Pasar Mopah-Merauke untuk ‘mencari sesuap nasi,’ mendapatkan perhatian luar biasa dari Bruder Yohanes Kedang, MTB sebagai Penangungjawab di Bevak Doa Santa Theresa dari Kalkuta Pasar Mopah Baru.
Selama kurang lebih dua tahun Bevak Doa Santa Theresa dari Kalkuta Pasar Mopah Baru beroperasi, sekaligus ibadah rutin setiap hari Minggu, berbagai keluhan disampaikan umat.
Sejumlah persoalan diutarakan, diantaranya– masih banyak anak-anak belum dipermandikan (baptis), menerima komuni hingga belum menikah secara gereja, padahal sudah hidup serumah bertahun-tahun.
Dengan berbagai keluhan dimaksud, Bruder Johny (Rohaniawan Katolik asal Lamalera, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur itu) membangun komunikasi bersama Pastor Paroki Bambu Pemali, Samson Walewawan.
“Mengapa, karena masyarakat di Pasar Mopah maupun di belakang Stadion Maro, masuk dalam Paroki Bambu Pemali,” katanya.
“Begitu saya sampaikan, Pastor Walewawan memberikan respon sangat positif, sekaligus mendukung penuih agar bevak itu dijadikan sebagai tempat doa-ibadah bersama umat,” ungkapnya.
Selanjutnya, demikian Bruder Johny, pastor meminta agar mendatakan sekaligus mendaftarkan umat yang belum menerima sakramen permandian, sakramen komuni serta sakramen perkawinan.
Setelah didatakan, diserahkan dan diresponi Pastor Walewawan. Sehingga proses pembinaan-pun dilakukan mulai dari bulan Juni-Oktober 2025.

Lalu, katanya, setelah semua telah mengikuti pembinaan, maka pada hari raya Kristus Raja Semesta Alam, dilaksanakan penerimaan tiga sakramen sekaligus.
“Jadi, hari ini, dilakukan penerimaan tiga sakramen sekaligus melalui perayaan misa yang dipimpin Pastor John Kandam,” ungkapnya.
Untuk anak-anak yang menerima sakramen permandian termasuk beberapa orang dewasa sebanyak 34 orang, lalu penerimaan sakramen komuni pertama 9 anak serta pasangan nikah— tiga pasang.
Disinggung jumlah umat di Pasar Mopah yang ibadah bersama di bevak doa, Bruder Johny mengaku mencapai 100-an lebih kepala keluarga.
Selain orang Marind, Muyu Mandobo, Asmat, juga Nusa Tenggara Timur (NTT) serta beberapa etnis lain.
“Betul, umumnya mereka tinggal di dalam area pasar serta beerapa KK lagi di belakang Stadion Maro yang selalu sama-sama ibadah setiap hari minggu di bevak doa,” tandasnya.
Dengan penerimaan tiga sakramen sekaligus hari ini, menurut Bruder Johny, ada sukacita serta kegembiraan dari ratusan umat setempat.

“Memang harapan mereka akhirnya terjawab, setelah bisa menerima sakramen permandian, komuni pertama serta perkawinan,” ujarnya.
Dalam kesemopatan itu, Bruder Johny menyampaikan banyak terimakasih kepada Pastor John Kandam yang memimpin perayaan misa, sekaligus penerimaan tiga sakramen sekaligus untuk umat setempat.
Harus Bersyukur
Sementara Pastor John Kandam dalam khotbahnya mengatakan, umat pantas bersyukur, karena dilangsungkan penerimaan tiga sakramen sekaligus, bertepatan juga perayaan Pesta Kristus Raja Semesta Alam yang dirayakan hari ini.
Kepada anak-anak yang dibaptis, demikian Pastor Kandam, agar orangtua terus menuntun serta merawat mereka secara baik dan selalu membawa ke bevak doa setiap hari Minggu untuk ibadah.
Begitu juga anak-anak yang menerima komuni, agar terus dibimbing serta dituntun baik orangtua.
Khusus kepada pasangan suami isteri yang resmi menerima sakramen perkawinan, agar rajin ke gereja dan terus membangun hubungan harmonis di keluarga.
Jika ada persoalan dihadapi, agar dibicarakan-didiskusikan, sekaligus dicarikan jalan keluar penyelesaian.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun









