Merauke, Suryapapua.com– Bertempat di Kampung Waninggap Say, Distrik Tanah Miring, Bupati Merauke, Romanus Mbaraka melakukan pertemuan bersama ratusan warga setempat, juga para kepala kampung, gapoktan serta penyuluh pertanian lapangan (PPL).
Dalam pertemuan yang dihadiri Danrem 174 ATW, Kolonel Inf Wempi Ramandei bersama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Merauke, Josefa Rumasew di Balai Kampung Waninggap Say Senin (20/05/2024), Bupati Mbaraka menyampaikan sejumlah hal penting.
Sejumlah hal penting itu diantaranya peralatan alsintan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian RI yang akan datang adalah 250 unit.
Nantinya, peralatan dimaksud, diangkut dengan kapal perang, tetapi tidak sekaligus, tetapi secara bertahap. Dimana gelombang pertama 75 unit dan sisanya akan menyusul.
“Kapalnya sudah berangkat dari Surabaya dan direncanakan tanggal 27 Mei 2024, sudah tiba di Pelabuhan Merauke, sekaligus dilakukan seraherima dari pemerintah pusat kepada pemerintah setempat,” ujarnya.
Tak Diserahkan ke Petani
Lebih lanjut Bupati Mbaraka menjelaskan, ratusan alat pertanian tersebut, tidak diserahkan kepada masyarakat, tetapi dikelola TNI bersama Pemkab Merauke.
Cara pengelolaan alsintan, demikian Bupati Mbaraka, dibuat bengkel besar untuk dilakukan penampungan di beberapa distrik seperti Tanah Miring, Semangga, Kurik serta Jagebob.
“Nah, ketika masyarakat hendak menggunakan peralatan, tinggal menghubungi untuk dilakukan pelayanan. Karena yang akan mengerjakan lahan adalah Tim Percepatan Pembangunan Pertanian,” jelasnya.
Dengan demikian, harga sewa alsintan dapat dikontrol secara baik. Lalu perhitungan pembayaran adalah sistem bagi hasil. Jika petani tak menyewa, berarti bagi hasil setelah panen.
Untuk lahan yang akan digunakan, telah diinventarisir semua. Dalam tahun ini, rencana pembukaan lahan adalah 63.000 hektar, namun yang baru digunakan sekitar 37.000 hektar. Sedangkan sisa lain belum, lantaran terdapat satu dan lain hal.
“Jadi, untuk musim tanam kedua I!, akan dikerjakan dengan peralatan dari pemerintah pusat itu,” katanya.
Dengan peralatan yang datang, tentu sangat membantu petani. “Saya perlu sampaikan bahwa anggaran untuk beli semua peralatan ini, juga masuk kuota Kalimantan serta sejumlah provinsi lain, namun dialihkan semuanya ke Kabupaten Meraike. Semua karena doa bapak-ibu,” ungkapnya.
Bupati Mbaraka kembali menegaskan, tanah yang dikelola, tidak diambil. Begitu tim selesai melakukan kegiatan penanaman, sudah menjadi milik petani.
“Teknisnya akan diatur soal omgkos kerja. Sekali lagi bahwa yang mengerjakan lahan petani adalah Tim Percepatan Pembangunan Pertanian,” katanya.
“Lalu ada manfaat besar petani dapatkan yakni irigasi otomatis dikerjakan sekaligus,” jelasnya.
“Saya mohon petani, kepala kampung, gapoktan agar kita kerjasama. Saya sebagai bupati sudah buka jalan untuk rakyat, sekarang tergantung petani sendiri,” katanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun