Merauke, Suryapapua.com-“Kami minta agar kontraktor orang asli Papua (OAP) diistimewakan. Dimana paket pekerjaan dengan nilai Rp2,5 milyar, tidak perlu ditenderkan lagi, tetapi penunjukkan langsung (PL) untuk mereka.”
Permintaan itu disampaikan Ketua Gapeksindo Provinsi Papua Selatan, Herman Anitoe Basik-Basik dalam pertemuan yang digagas Kepala BP3OKP setempat, Yoseph Yolmen di ruang rapat kantor tersebut Kamis (25/09/2025).
Bagi Herman, pertemuan yang diinisiasi BP3OKP Papua Selatan sangat penting dan mempunyai manfaat luar biasa.
“Terimakasih untuk perhatian besar dari Bapak Yoseph Yolmen, Kepala BP3OKP Papua Selatan yang mengundang kami semua kontrakror OAP untuk pertemuan,” ujarnya.
Selama ini, lanjut Herman, dirinya terus ‘berteriak’ di pusat agar perlu adanya regulasi yang diberikan secara khusus kepada kontraktor orang asli Papua (OAP). Hanya saja, tak kunjung ada tindaklanjut sampai sekarang.
“Jadi, melalui pertemuan sangat istimewa hari ini, saya meminta kepada Bapak Yoseph Yolmen agar memberikan serta ikut memperjuangkan soal regulasi ke pusat,” pintanya.

Dimana, lanjut Herman, regulasi yang diperjuangkan yakni terkait great bagi bagi kontraktor OAP diturunkan RP2,5 milyar tanpa—lepas peralatan meskipun terdapat aturan dalam sistem.
Intinya, demikian Herman, pekerjaan dengan nilai Rp2,5 milyar kebawah, tidak melalui proses tender, tetapi sistem penunjukan langsung kepada kontraktor OAP untuk mengerjakan.
Tahun depan, jelas dia, khusus di Kabupaten Jayapura, paket pekerjaan dengan nilai Rp 2,5 milyar dilakukan PL dan itu berlaku bagi kontraktor orang asli Papua.
“Nah, langkah yang dilakukan Jayapura harus diikuti empat kabupaten di Provinsi Papua Selatan. Olehnya saya memohon agar Bapak Yoseph Yolmen ikut dan atau terus menyuarakan lagi ke pusat,” pintanya lagi.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun