Merauke, Suryapapua.com– Kepala Dinas Sosial Kabupaten Merauke, Yohanes Samkakai mengungkapkan, pihaknya sudah maksimal melakukan pendampingan terhadap anak-anak yang kecanduan lem aibon. Hanya saja, metode yang digunakan belum maksimal, lantaran belum adanya dukungan instansi lain.
Hal itu disampaikanYohanes kepada wartawan, kemarin. Menurutnya, pengguna lem aibon lebih banyak didominasi anak-anak usia sekolah. “Kami juga sudah berusaha melakukan pendampingan, hanya tak bertahan lama, lantaran terbentur anggaran pula,” ungkapnya.
Selain itu, jelasnya, sudah dilakukan rehabilitasi kepada anak-anak yang kecanduan, tetapi tak bisa menjangkau semua. “Kita sudah lakukan dan mengembalikan keluarga. Sehingga tinggal saja bagaimana peran dari orangtua,” katanya.
Hal senada diungkapkan Kepala Bidang Rehabilitas Sosial Dinsos Merauke, Rein Rudy Pungantung. “Sejak tahun 2019, kami sudah turun ke 11 kelurahan melakukan bimbingan serta penyuluhan bagi anak-anak yang rentan putus sekolah dan pengguna zat adiktif,” jelasnya.
Memasuki tahun 2020, kegiatan dimaksud tak berjalan akibat pandemi covid-19. Lalu tahun lalu, berjalan dan sekitar 40 anak ditampung di asrama putra-putri Marind Kelapa Lima. Sekaligus diberikan bimbingan, baca tulis, kegiatan rohani dan lain-lain.
Pungantung mengaku, bimbingan yang dilakukan, tak dapat mengubah perilaku pencandu 100 persen, karena kembali melihat juga sisi kesehatan dari anak-anak tersebut.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun