Merauke,Surya Papua.com– “Saya kaget menerima kiriman beberapa foto dari Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke. Betapa tidak, luka di beberapa bagian tubuh para penderita kusta yang nota bene orang asli Papua (OAP) di sejumlah kampung lokal itu, sudah sangat parah. Usut punya usut, rupanya selama ini tak mendapat penanganan perawatan tenaga medis.”
Hal itu disampaikan Ketua Komisi Kesehatan Keuskupan Agung Merauke (KAME), Pastor Pius Manu, Pr saat dihubungi Surya Papua melalui telpon selulernya Jumat (18/3). Menurutnya, dampak dari orang Marind yang menderita kusta, sangat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi untuk menambah lagi keturunan.
“Apalagi ketika sedang memikul Salib penderitaan itu, tentu tak bisa berbuat banyak, karena harus menghadapi sakit yang diderita, apalagi tak ada penangan cepat tenaga medis,” ujarnya.
Dikatakan, dari komunikasi bersama dokter kemarin, ada beberapa kampung di Distrik Ngguti yang warganya menderita penyakit kusta. Hanya saja tak mendapat perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke.
“Memang dokter menyebut banyak. Tetapi tak dijelaskan secara detail jumlahnya. Karena harus dilaporkan secara langsung ke atasannya terlebih dahulu,” ungkap Pastor Pius.
Dalam kesempatan tersebut, Pastor Pius meminta kepada Bupati Merauke, Romanus Mbaraka agar segera megambil langkah cepat membentuk tim khusus penanganan orang Marind di kampung-kampung di Distrik Ngguti yang terserang penyakit kusta.
“Kalau bisa cepat dan tidak boleh terlalu lama. Karena ini menyangkut orang Marind yang jumlahnya terus berkurang dari tahun ke tahun,” katanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun