Merauke, Suryapapua.com– Kepala Stasius Klimatologi Kelas IV Papua Selatan, Marsildus Eustakius Keytimu menyebut, puncak musim kemarau diprediksi antara Bulan Mei hingga September 2024 sesuai wilayah zonanya.
Sedangkan sifat hujan musim kemarau, diprediksi bawah normal 3 Zom (60%), normal 1 Zom (20%) dan atas normal 1 zom (20 %). Untuk curah hujannya diperkirakan berkisar antara 51-500 mm.
Hal itu disampaikan Keytimu saat ditemui di kantornya di Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, kemarin siang. Menurutnya, el-nino pada Maret 2024, dalam kondisi elnino moderat. Sehingga diprediksi secara gradual, akan beralih menjadi netral mulai Mei, Juni dan Juli.
Indian Occan Dipole berada pada kondisi netral diprediksi akan terus netral hingga pertengahan tahun 2024.
Dikatakan, monsun Australia pada Mei 2024, diprediksi memasuki wilayah Indonesia bagian Selatan, kemudian meluas Juni 2024. Lalu diprediksi aktif dan terus meluas pada Juli-Agustus 2024 dengan intensitas lebih lemah dibanding klimatologisnya.
Lebih lanjut Keytimu mengungkapkan, anomali sea surface temperature perairan Indonesia pada periode Maret-Agustus 2024 secara umum diprediksi didominasi kondisi anomali SST hangat dengan kisaran nilai 05-2.0 yang diprediksi bertahan sampai Agustus 2024.
“Khusus wilayah Papua Selatan yang meliputi 13 zona musim (Zom). 5 Zom memasuki musim kemarau umumnya terjadi pada Mei sebanyak 4 Zom (80%) dan Bulan Agustus 1 Zom (20 %),” ungkap Keytimu, pria ‘berdarah kental’ Maumere, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
Lalu, demikian Keytimu, daerah yang memasuki musim kemarau di prediksi paling awal (Mei Dasarian II) di Papsel 10 terjadi di Distrik Muting, Elikobel, Ilwayab, Ngguti dan Kaptel. Lalu Papsel 11, Distrik Waan dan Tubing
Selanjutnya (Mei Dasarian III) terjadi di Papsel 12 yang meliputi Distrik Tabonji, KImaam, Okaba, Malind, Kurik, Jagebib serta Tanah Miring.
Sedangkan Papsel 13 yakni Distrik Merauke, Sota, Naukenjerai serta Semangga. Dan, berakhir di (Agustus Dasarian I) terjadi di Papsel 6 (Kabupaten Nduga) untukk beberapa distrik.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun