Marsildus Keytimu: Puncak Musim Kemarau Diprediksi Mei Hingga September

Laporan Utama307 views

Merauke, Suryapapua.com– Kepala Stasius Klimatologi Kelas IV Papua Selatan, Marsildus Eustakius Keytimu menyebut, puncak musim kemarau diprediksi antara Bulan Mei hingga September 2024 sesuai wilayah zonanya.

Sedangkan  sifat hujan musim kemarau, diprediksi bawah normal 3 Zom (60%), normal 1 Zom  (20%) dan atas normal  1 zom (20 %). Untuk  curah hujannya diperkirakan berkisar antara 51-500 mm.

Hal itu disampaikan  Keytimu saat ditemui di kantornya di Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, kemarin siang. Menurutnya, el-nino pada Maret 2024, dalam kondisi elnino moderat. Sehingga diprediksi  secara gradual,  akan beralih menjadi netral mulai Mei, Juni dan Juli.

Indian Occan Dipole  berada pada kondisi netral  diprediksi akan terus netral hingga pertengahan tahun 2024.

Dikatakan, monsun Australia pada Mei 2024, diprediksi memasuki wilayah Indonesia  bagian Selatan, kemudian meluas Juni 2024. Lalu diprediksi  aktif dan terus meluas pada Juli-Agustus 2024 dengan intensitas lebih lemah dibanding klimatologisnya.

Lebih lanjut Keytimu mengungkapkan, anomali sea surface temperature  perairan Indonesia pada periode Maret-Agustus 2024 secara umum diprediksi didominasi  kondisi anomali  SST hangat dengan kisaran nilai 05-2.0 yang  diprediksi  bertahan  sampai  Agustus 2024.

“Khusus wilayah Papua Selatan  yang meliputi 13 zona musim  (Zom). 5 Zom memasuki musim kemarau  umumnya  terjadi  pada Mei sebanyak 4 Zom (80%) dan Bulan Agustus  1 Zom (20 %),” ungkap Keytimu, pria ‘berdarah kental’ Maumere, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.

Lalu, demikian Keytimu,  daerah yang memasuki  musim kemarau  di prediksi paling awal  (Mei Dasarian II)  di Papsel  10  terjadi di  Distrik Muting, Elikobel, Ilwayab, Ngguti dan Kaptel.  Lalu  Papsel  11, Distrik Waan dan Tubing

Selanjutnya (Mei Dasarian III) terjadi di Papsel 12  yang meliputi Distrik Tabonji, KImaam, Okaba, Malind, Kurik, Jagebib serta Tanah Miring.

Sedangkan  Papsel 13  yakni Distrik Merauke, Sota, Naukenjerai serta Semangga.  Dan, berakhir di (Agustus Dasarian I) terjadi di Papsel 6 (Kabupaten Nduga)  untukk beberapa distrik.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *