Viralnya Pembacokan di Depan Apotik K-24, Uskup Mandagi Pertanyakan Peran Kepolisian

Merauke, Suryapapua.com– Setelah viralnya kasus pembacokan salah seorang warga di depan apotik K-24 di Jalan TMP, Kelurahann Maro  oleh beberapa orang menggunakan senjata tajam (parang, pisau) Jumat 4 Maret 2022, mendapat tanggapa dan atau reaksi dari Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC.

“Saya ingin mempertanyakan sejauh mana peran dan tanggungjawab aparat kepolisian di Polres Merauke menjaga keamanan dalam wilayah kota dan sekitarnya,” ungkap Uskup Mandagi saat ditemui Surya Papua Senin (7/3).

Mestinya sebagai aparat keamanan, jelas Uskup Mandagi, melakukan patrol secara kontinyu di berbagai wilayah. Jika tak ada kegiatan patrol, dipastikan angka kriminalitas akan meningkat.

“Dengan kasus begini, menjadi pertanyaan bagi masyarakat, dimana peran dan tanggungjawab polisi? Saya berani mengkritik, karena tugas polisi adalah mengamankan rakyat agar dapat beraktivitas setiap hari dengan baik,” ungkapya.

Dikatakan, muculnya berbagaai kasus kriminalitas belakangan, dipicu juga dengan pejualan minuman keras. Karena ketika orang sudah dalam keadaan mabuk, pasti melakukan sesuatu tanpa berpikir resikonya.

Khusus kepada umat Katolik, Uskup Mandagi berpesan agar tak mengkonsumsi miras, apalagi di masa prapaskah. “Jadi stop dengan mabuk-mabukan. Karena tak ada satupun agama mengizinkan orang mabuk-mabukan ,” tegasnya.

Sementara Wakapolres Merauke,  Komisaris Polisi (Kompol) Leonardo Yoga saat jumpa pers  menjelaskan, tiga pelaku pembacokan  korban MT telah ditangkap Minggu 5 Maret 2022. Ketiganya itu berinisial AW, EP serta AW.

Modus hingga ketiga pelaku melakukan penganiayaan berat, jelas Wakapolres, lantaran meminta uang. Hanya saja tak diberikan korban. Sehingga tindakan main hakim sendiri dilakukan.

Akibat penganiyaaan berat itu, jelasnya, korban mengalami luka berat di beberapa bagian tubuhnya. “Kami masih terus melakukan pemantauan terhadap kondisi korban  yang masih dirawat di rumah sakit,” ujarnya.

Ditanya apakah ada persoalan  sebelumnya antara korban bersama tiga pelaku, Wakapolres mengaku kepolisian akan mendalami dan menyelidiki lebih lanjut.

Lebih lanjut Wakapolres mengatakan, dengan kejadian tersebut, telah dilakukan rapat bersama untuk operasi dalam skala besar. “Kami sudah operasi sejak Sabtu 5 Maret di sejumlah titik dan mengamankan 14 senjata tajam baik parang, pisau serta kampak,” ungkapnya.

Pelaksanaan razia akan terus dilakukan setiap malam di berbagai tempat yang dianggap rawan.

“Saya memastikan bahwa Merauke akan tetap aman-kondusif. Karena operasi serta razia kontinyu dilakukan oleh aparat kepolisian di berbagai tempat dalam wilayah kota dan sekitar,” ungkapnya.

Penulis : Yulianus Bwariat

Editor   : Frans Kobun

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *