Merauke, Suryapapua.com– “Dari data pendamping yang saya dapatkan, jumlah anak-anak penghisap lem aibon adalah 105 orang. Itu sementara saja, belum semuanya. Jadi dipastikan banyak sekali ketika sudah ada data-data resmi diberikan.”
Demikian disampaikan Wakil Bupati Merauke, Fauzun Nihayah kepada sejumlah wartawan, kemarin siang. Menurutnya, jumlah pengguna atau penghisap lem aibon tersebut umumnya adalah anak-anak Papua.
“Beberapa kali saya menjumpai anak-anak itu sekaligus berdialog secara langsung. Mereka pun dengan polos menyampaikan tidak sekolah bahkan ada juga tak pulang ke rumah,” ujarnya.
Anak-anak itu, jelasnya, memilih tidur di emperan toko ketika sudah malam.
Sementara kebutuhan makan sehari-hari, demikian Wabup Fauzun, dari kegiatan parkir secara liar di beberapa emperan toko untuk mendapatkan uang.
Jadi, uang yang didapatkan selain membeli makan-minum, juga lem castol di kios pinggir jalan. Sekaligus castol disalin dalam kemasan botol vit yang sudah dipotong lalu dihirup.
“Memang anak-anak menyembunyikan lem castol di balik baju sekaligus menghirup secara sembunyi-sembunyi,” ungkapnya.
Dengan kondisi seperti demikian, perlu kerjasama dan kepedulian semua pihak untuk bergandengan tangan memutus mata rantai penggunaan lem oleh anak-anak yang nota bene adalah orang asli Papua (OAP).
“Kita tidak boleh tinggal diam, semua harus bergerak. Karena ini menyangkut anak-anak Papua yang sudah sering menggunakan lem aibon secara rutin tiap hari,” pintanya.
Disinggung kalau penjualan lem castol lebih banyak di pedagang di pinggir jalan, Wabup Fauzun mengakui. Bahkan pernah menyuruh orang membeli, hanya pedagang itu licik dan berkelit kalau tidak ada.
“Ini juga menjadi suatu perhatian khusus. Kita juga akan menghimbau di toko-toko agar tak menjual lem castol lagi,” ungkapnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun