Merauke, Suryapapua.com– Chatarina Yaas, anggota Majelis Rakyat Papua Selatan (MRPS) yang juga Sekretaris Panitia Khusus (Pansus) pengusutan dan penyelidikan dugaan money politik saat pemilihan umum (Pemilu) 14 Pebruari 2014 lalu, berorasi di hadapan ratusan orang asli Papua (OAP) saat aksi demonstrasi di Lingkaran Brawijaya (Libra) Selasa (12/03/2024).
“Saya ingin tegaskan bahwa hari ini hak OAP dirampok dan dirampas. Bahkan dinasti keluarga dibuat di Provinsi Papua Selatan. Ini menunjukkan adanya kolusi dan nepotisme yang dilakukan,” kritik Chatarina.
Menurutnya, MRPS baru dilantik 6 November 2023, sementara PKPU sudah jalan termasuk demokrasi. Namun hari ini ratusan OAP turun jalan dan itu sebagai bentuk ketidakpuasan, setelah hasil pemilu Pebruari lalu. Dimana banyak caleg OAP gagal.
Provinsi Papua Selatan, jelasnya, dibentuk untuk OAP. “Kami minta provinsi dan pusat harus melihat persoalan dimaksud,” tegasnya.
Pansus MRPS, menurutnya, sedang mengawal dan ada bukti dikantongi. Hanya saja, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Merauke tidak bekerja dan dinilai gagal.
“Jadi, money politik datang merampas semua hak OAP. Namun kami tidak akan pernah tinggal diam,” tegasnya.
MPRPS, katanya, tidak bisa bicara lebih panjang lebar kalau Penjabat Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo serta Bupati Merauke, Romanus Mbaraka sebagai pembina politik tidak datang memberikan jawaban atas tuntutan OAP disini.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun