Saat Petani Berburu Bibit dari PENAS-KTNA, Mulai Padi, Pinang Wangi Besar Hingga Stek Singkong Hias

Ragam252 views

Merauke, Suryapapua.com– “Memang ada banyak ilmu berupa adopsi teknologi  yang kami dapatkan di Kota padang, Provinsi Sumatera Barat selama kurang lebih enam hari mengikuti Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (PENAS-KTNA). Selain alih-teknologi bidang pertanian, juga perkebunan serta perikanan.”

Demikian disampaikan Ketua Kelompok Penangkar Agrosari dari Kampung Muram Sari, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, Margo Saputra kepada Surya Papua Jumat (16/6).  Menurutnya, banyak ilmu telah didapatkan dan nanti akan dibawa pulang ke Merauke sekaligus diterapkan ke petani lain.

Penerapannnya, menurut dia, terutama tentang budaya yang benar serta penyediaan benih yang baik. Karena benih merupakan pokok dari semua kegiatan di bidang pertanian.

Bibit pinang yang dibawa pulang untuk dikembangkan di Merauke – surya Papua/Frans Kobun
Bibit pinang yang dibawa pulang untuk dikembangkan di Merauke – surya Papua/Frans Kobun

Sehubungan dengan benih yang dibawa pulang untuk dikembangkan, demikian Margo, padi jenis impari 32 dan 42. “Kenapa kami bawa, karena di Merauke ada penurunan produksinya. Saya sendiri mendapatkan 25 kilogram serta teman lain sekitar 300 kg secara gratis dari balai benih,” ungkapnya.

“Ya, kita bawa pulang benih ini sekaligus dikembangkan lagi, karena konvensi padinya bagus dan rasanya diminati masyarakat Merauke ketika sudah diproduksi menjadi beras,” katanya.

Selain benih padi, juga pinang wangi  berukuran besar sekitar 1 kilogram serta stek singkong hias  yang akan dikembangkan.  Keunggulan pinang ini, selain besar dan wangi, juga memiliki nilai eksport tinggi.

“Saya tanyakan ke beberapa petani di sini selama kegiatan, mereka telah mengeksport ke India. Nah, kalau bibit dibawa pulang dan dikembangkan, tak menutup kemungkinan dapat di eksport,” ujarnya.

Dia menambahkan, sempat berkunjung juga ke gelar teknologi bidang tanaman jagung dan ternyata lahan disana, PH rendah namun jagung yang ditanam sangat subur. Karena ada beberapa hal dilakukan yakni pembenahan tanah serta penggunaan pupuk tepat, juga penataan sistem irigasi yang baik.

“Tingkat keasaman dengan Ph 3-4 (tinggi),namun dengan aplikasi teknologi tinggi menggunakan kapur pertanian, pupuk pospan dan lain-lain, tanaman  jagung sangat subur,” jelasnya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *