Perayaan Misa Inkulturasi Etnis Tionghoa di Gereja Santa Theresia Buti, Bupati Bladib Gebze: Semua Serba Merah

Laporan Utama477 views

Merauke, Suryapapua.com– “ Puji syukur kepada Tuhan karena pagi ini, umat di Paroki Santa Theresia Buti-Merauke, bersama Etnis Tionghoa merayakan misa inkulturasi ‘ala’  Tionghoa. Ini sangat luar biasa dan patut kita berikan apresiasi setinggi-tingginya.”

Demikian disampaikan Bupati Merauke, Yoseph Bladib Gebze dalam sambutannya pada perayaan Misa Inkulturasi Etnis Tionghoa di Gereja Santa Theresia Buti Minggu (28/09/2025).

Selain busana dikenakan Etnis Tionghoa berwarna merah, juga atribut—pernak pernik dan atau  lain-lain baik di luar maupun di dalam gereja, semua serba merah-merah.

“Saya berharap agar kebersamaan yang sudah berlangsung lima generas oleh orang Tionghoa bersama warga asli Marindi, tidak menghapus perjalanan sejarah di Tanah Marind,” pintanya.

Lebih lanjut Bupati Bladib Gebze mengungkapkan, sehubungan pembangunan Gereja Santa Theresia Buti, sudah digagas pastor sebelumnya bersama dewan paroki, hanya saja mengalami kendala.

Bupati Merauke, Yoseph Bladib Gebze sedang berikan sambutan – Surya Papua/Frans Kobun
Bupati Merauke, Yoseph Bladib Gebze sedang berikan sambutan – Surya Papua/Frans Kobun

Saat Paroki Santa Theresia Buti ‘dinahkodai’ Pastor Simon Petrus Matruty, kembali digemakan-digaungkan serta dilaksanakan yang nantinya akan terlaksana peletakan batu pertama tanggal 4 Oktober 2025 oleh Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC.

Tentunya, demikian Bupati Bladib Gebze, setelah pembangunan gereja selesai dan atau rampung, Buti menjadi salah satu tempat  ziarah untuk menghormati Sakramen Maha Kudus, juga menghormati makam misionaris disertai tulisan-tulisan guna mengenang sejarah peradaban masuknya misionaris Katolik di Papua Selatan.

“Jadi, panitia akan mempersembahkan gereja ini untuk semua etnis yang ada di Kabupaten Merauke. Jadi  Gereja Santa Theresia Buti menjadi milik kita semua, karena akan menghantarkan kita mengenang masa lalu, tetapi juga menuju masa akan datang,” jelasnya.

Gereja, demikian Bupati Bladib Gebze, akan dibangun dengan corak atau arsitek yang juga sedikit memberikan sentuhan.

“Saya sebagai ketua panitia, mengetuk hati semua warga etnis Tionghoa termasuk etnis lain agar bisa mengambil bagian dalam proses pembangunan gereja ini,”pintanya.

Khusus dukungan dana baik dari Pemerintah Kabupaten Merauke maupun Pemerintah Provinsi Papua Selatan, sudah pasti diberikan dan atau dialokasikan secara bertahap.

“Hal ini  juga telah saya laporkan kepada pak Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo beberapa waktu lalu,” katanya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *