Merauke, Suryapapua.com– Puluhan orang yang mengikuti dayung tradisional di Blorep Senin (7/2), menggeruduk Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Merauke.
Kedatangan mereka Selasa (8/2) itu, tidak lain memrotes panitia terkait hasil lomba dalam rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Merauke ke-120 yang dinilai tidak sesuai.
Perwakilan pendayung, Emanuel Buyuka kepada Surya Papua menjelaskan, masyarakat Kimaam di Mangga Dua maupun dari Mappi maupun Asmat yang ikut dalam perlombaan, merasa bingung dengan penilaian panitia. Sehingga hari ini datang sekaligus mempertanyakan secara langsung.
“Ya perlu ada penjelasan detail panitia, sehubungan kriteria yang digunakan menilai dalam perlombaan dayung tradisional itu,” tegasnya.
Dikatakan, dengan mata telanjang bisa dilihat bahwa yang masuk finish duluan dalam lomba dayung orang Kimaam, tetapi saat pengumuman, justru namanya tak masuk, tetapi orang lain.
“Ini fakta di lapangan dan tentu sangat mengecewakan. Sehingga kami butuh kejelasan panitia,” ujarnya.
Tetap Bertanggungjawab
Kepala Bidang Olahraga Dispora Kabupaten Merauke, Daniel Taraneno menjelaskan, jika di lihat di lapangan, ada human eror dalam prosesnya.
“Kami akui sebagai panitia, tak membuat pendataan secara valid, lantaran sistemnya juga tak melalui babak penyisihan hingga final,” ungkapnya.
Panitia melakukan perengkingan atau juara setelah melihat waktu tercepat pendayung. Hanya saja di lapangan, ternyata ada data yang kemudian diisi keliru.
“Memang yang datang protes, pantas untuk mendapatkan juara, meski saat lomba kemarin tak masuk kriteria. Jadi kami lakukan klarifikasi kembali, meminta perbaikan,” ujarnya.
Daniel mengakui penempatan juara sesuai data yang didapatkan, tak sesuai kecepatan waktu. “Ada lebih cepat, tetapi tak terakomodir dalam deretan juara,” katanya.
Jadi, menurutnya, pihaknya membuka diri agar dilakukan klarifikasi kembali. “Kami panitia bertanggungjawab akan pengaduan masyarakat. Data sudah ada dan tinggal diklarifikasi kembali,” jelasnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun