Merauke, Suryapapua.com – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Merauke, Imelda Karolina Mbaraka melakukan kunjungan di Bevak Pintar di tiga titik dalam wilayah kota yakni Bevak Pintar Bunda Hati Kudus Jati-Jati, Bevak Pintar St. Stefanus Lepro serta Santa Elisabeth.
Dalam kunjungan tersebut, Ibu Mbaraka memberikan makanan tambahan, juga berdialog secara langsung dengan anak-anak yang umumnya orang asli Papua (OAP) di masing-masing bevak pintar.
Pendiri Bevak Pintar, Bruder Yohanes Kedang, MT ketika ditemui Surya Papua Rabu (8/12) membenarkannya. “Betul Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Merauke mengunjungi kami di tiga titik di Bevak Pintar dalam wilayah kota dan pinggiran,” ungkapnya.
Dalam kunjungan itu, ibu bupati berdialog dengan anak-anak, sekaligus memberikan sejumlah pertanyaan. Puji Tuhan, dijawab dengan baik serta lancar.
“Saya juga menyampaikan kepada ibu, terkait kondisi anak-anak sehubungan dengan perkembagan mereka mulai dari membaca, menulis serta berhitung selama dua tahun terakhir sejak Bevak Pintar berjalan,” ungkap pria berkacamata, kelahiran Desa Lamalera, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
Lebih lanjut Bruder Johny menjelaskan, ada beberapa kesulitan dihadapi atau dialami selama ini. Misalnya ketersediaan buku-buku bacaan bagi anak-anak yang masih sangat minim.
Selain itu, lanjut Bruder Johny, mobil operasional untuk relawan yang pergi pulang mengajar di beberapa kampung terjauh seperti Sermayam dan Tambat. Itulah kendala, sehingga mungkin ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke.
Untuk Jumlah relawan yang mengajar di sejumlah Bevak Pintar termasuk yang memasak berjumlah 53 orang.
Khusus dukungan makan-minum, jelas bruder, sejauh ini masih mencukupi karena bantuan serta dukungan dari donatur.
Dikatakan, dalam dua tahun berjalan, anak-anak Papua yang tersebar di sejumlah Bevak Pintar dengan jumlah keseluruhan mencapai 300-an itu, sudah bisa membaca, menulis dan berhitung serta berdoa baik.Jadi perkembagan mereka sangat signifikan.
Sehubungan kegiatan belajar mengajar, jelasya, menggunakan jadwal masing-masiing di setiap tempat. Satu bevak biasaya berjumlah 50 anak. Umumnya adalah anak usia PAUD, SD maupun SMP.
“Ada juga yang putus sekolah dan lanjut belajar di Bevak Pintar. Memang banyak perubahan dialami anak terutama dari belajar menulis, membaca serta berhitung,” ungkapnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun