Merauke, Suryapapua.com– Umat Katolik di Paroki Santa Theresia Buti memperingati berdirinya paroki yang ke-70 tahun, ditandai prosesi dan atau perarakan diikuti ratusan umat Katolik dengan dimulai dari halaman SD YPPK Santa Theresia Buti.
Dari pantauan Surya Papua Minggu (2/10), dalam prosesi itu, secara bersamaan dilakukan pula perarakan Patung Bunda Maria sekaligus mengawali bulan Rosario dalam bulan Oktober yang merupakan tradisi umat Katolik.
Perarakan ditandai tarian yang dibawakan perwakilan masyarakat dari ethnis Mappi menuju ke dalam gereja, sekaligus dilanjutkan misa yang dipimpin tiga konselebran yakni Pastor John Kandam, Pr, Pastor Jakob Priyono, Pr serta Pastor Samuel, MSC.
Perayaan misa berlangsung sangat meriah diiringi koor oleh Paroki Santa Theresia Buti.
Sementara Pastor John Kandam, Pr dalam khotbahnya mengucapkan selamat kepada umat yang merayakan dan atau memperingati 70 tahun hadirnya Paroki Santa Theresia Buti.
Dengan peringatan ini, lanjut Pastor John, umat Katolik disini harus ada perubahan. Tidak boleh tinggal begitu saja. “Ya kalau bangunan gereja sudah dirancang untuk dibangun baru, umat bergandengan tangan bersama maju. Sehingga apa yang telah didiskusikan dan disepakati, dapat direalisasikan pada waktunya nanti,” pintanya.
“Sekali lagi saya mengajak kita umat Katolik, maju dan berubah. Tanda tanda kemajuan adalah iman yang terus tumbuh dan berkembang, Tidak hanya statis atau begitu begitu saja. Perlu suatu perubahan dibuat,” pintanya lagi.
Umat Katolik di Buti, lanjut Pastor John, perlu meneladani Santa Theresia. Dimana bersikap rendah hati dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil.
Melalui peringatan paroki, umat Katolik di Paroki Santa Theresia Buti dapat melakukan gerakan akan kehidupan iman agar tetap terpelihara, bertumbuh dan berkembang.
“Pesan saya juga kita umat saling hidup sama-sama dan tolong menolong. Lalu terus bersandar kepada Tuhan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari,” katanya.
Iman umat Katolik, jelasnya, harus kuat dan terus tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun