Merauke, Suryapapua.com– Hari ini, 12 Pebruari 2022, Kabupaten Merauke genap berusia 120 tahun. Dengan usia sangat mapan tersebut, tak mengherankan jika dari waktu ke waktu, terus mengalami kemajuan di berbagai aspek.
Namun sayang, disaat daerah ini terus berkembang dan maju, pelayanan kepada orang asli Papua (OAP) Marind, masih jauh dari harapan. Betapa tidak, ‘sentuhan’ dari berbagai aspek pembangunan, praktis tak berjalan. Mereka masih hidup dengan seadanya, dibandingkan sesama saudara lain non Papua.
Melihat kondisi demikian, dalam setiap kesempatan ketika berpidato, Bupati Merauke, Romanus Mbaraka meminta kepada semua orang yang mendiami negeri ini agar melihat di samping kiri dan kanan orang Marind sebagai pemilik negeri.
“Peganglah tangan mereka untuk melangkah bersama. Karena mereka juga ingin maju,” kata Bupati Mbaraka.
Sementara itu, salah satu putra asli Marind, Yohanes Randi Mahuze ketika dimintai komentarnya Sabtu (12/1) mengungkapkan, masih banyak persoalan dihadapi OAP terutama orang Marind.
“Semoga di HUT Merauke ke-120 tahun ini, tak dijadikan sebagai simbol, namun sumber daya manusia (SDM) orang Marind wajib diperjuangkan,” pintanya.
Dikatakan, sampai sekarang, banyak anak Marind tak mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat. “Contohnya anak-anak yang sudah tamat sekolah atau kuliah, tak mendapatkan porsi bekerja di lingungan birokrasi,” tegasnya.
“Bagaimana kita mau jadi tuan di negeri sendiri, sementara perhatian dan pelayanan oleh pemerintah minim sekali,” kritiknya.
Dikatakan, dalam waktu tidak terlalu lama, Merauke akan menjadi pusat ibukota Provinsi Papua Selatan. Melihat itu, mestinya pemerintah mengambil langkah cepat mempersiapkan SDM anak Marind. Sehingga kelak mereka menjadi pengambil kebijakan di berbagai sector.
Jika SDM tak disiapkan, orang lain dipastikan menjadi pengambil kebijakan. Ini adalah masukan agar pemerintahan dibawah kepemimpinan Romanus Mbaraka-H. Riduwan, mempersiapkan anak-anak Marind dari sekarang.
“Memang perlu SDM orang Marind disiapkan dan saatnya PPS datang, mereka diberdayakan. Sehingga tak ada kecemburuan dengan non Papua yang datang dan tinggal disini,” pintanya.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun