Merauke, Suryapapua.com– Dihadapan ratusan masyarakat dari lima kampung di Distrik Kurik saat melakukan halal bi halal dan turkam Sabtu (21/5), Bupati Merauke, Romanus Mbaraka mengungkapkan, dirinya sangat sayang dengan rakyat dan akan berusaha semaksimal mungkin agar tak boleh sengsara.
Hal itu diutarakan Bupati Mbaraka saat sesi dialog di Balai Kampung Salor indah, kemarin. “Apapun keluhan dan kesulitan yang dihadapi, saya bersama wakil bupati, H. Riduwan, berusaha untuk menyelesaikan,” ujarnya.
Dikatakan, apa yang disampaikan perlahan mulai terbukti. Dimana setahun silam, rakyat berteriak gabah menumpuk di rumah dan tak bisa dijual, lantaran dibatasi Bulog Merauke.
Setelah melihat fakta demikian, ia langsung terbang ke Jakarta dan bertemu Direktur Umum (Dirut) Perum Bulog RI, Budi Waseso, Menteri Investasi serta Menteri Pertanian RI.
Dari pertemuan tersebut, disepakati untuk menyerap beras petani Merauke secepatnya. Tak menunggu lama, gabah petani yang menumpuk di rumah, sudah bisa dibawa untuk digiling.
Selain itu, jelas Bupati Mbaraka, juga perbaikan harga beras yang dikeluhkan. “Saya bicarakan semuanya dan diresponi tiga menteri itu,” ungkapnya.
Dengan demikian, sekarang petani tak menjerit menggiling gabah maupun menjual beras. “Memang kuncinya adalah bagaimana peran seorang pemimpin di daerah membangun komunikasi dan lobi ke tingkat atas,” katanya.
Meskipun beras petani dibeli, namun masih ada kekurangan di tingkat petani yakni dari kualitas produksi, penjemuran maupun penggilingan belum terlalu baik.
“Kalian semua berdoa agar berbagai kekurangan itu, perlahan akan diperbaiki pemerintah,” ujarnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun