Koperasi Serba Usaha Iska Bekai Akan Bangun Kebun Sawit Seluas 5.657,33 Hektare di Distrik Ngguti

Laporan Utama580 views

Merauke, Suryapapua.com– Bertempat di Hotel Halogen Selasa (14/2), berlangsung stakeholder meeting pembangunan kebun masyarakat Koperasi Serba Usaha Iska Bekai.

Kegiatan tersebut dibuka secara langsung oleh Bupati Merauke, Romanus Mbaraka yang dihadiri Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Benjamin Latumahina,   Kapolres Merauke, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sandi Sultan, Dandim 1707 Merauke, Letkol Infantri Bayu Kriswandito, para  kepala dinas di organisasi perangkat daerah (OPD) serta perwakilan masyarakat adat maupun marga dari Distrik Ngguti.

Stakeholder meeting  itu, sehubungan dengan akan dibangun  kebun kelapa sawit seluas 5. 657,33 hektare  di Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan yang dikelola Koperasi Serba usaha Iska Bekai.

Tujuan  pengelolaan ribuan hektar kebun dimaksud, tidak lain untuk mensejahterakan masyarakat  kampung lokal yang saat ini  berada di wilayah distrik tersebut.

Ketua Koperasi Serba Usaha Iska Bekai, Abraham Yolmen berikan sambutan – Surya Papua/Yulianus Bwariat
Ketua Koperasi Serba Usaha Iska Bekai, Abraham Yolmen berikan sambutan – Surya Papua/Yulianus Bwariat

Ketua Koperasi Iska Bekai, Abraham Yolmen dalam sambutannya mengatakan, oleh karena adanya dukungan besar dari  Pemkab Merauke dibawah kepemimpinan Romanus Mbaraka-H. Riduwan, maka pihaknya memberanikan diri merubah model koperasi dari sebelumnya managemen satu atap menjadi pengelolaan mandiri.

“Untuk mempercepat kemandirian, kami menunjuk pendamping profesional.  Lalu hari ini  kami menyelenggarakan  pertemuan dengan  berbagai pihak termasuk pemerintah dengan tujuan  mendapatkan dukungan,  masukan dan saran agar niat kami mensejahterakan masyarakat kampung dapat terwujud, ” ucapnya.

Dikatakan, Koperasi Iska Bekai  dibentuk berdasarkan akta pendirian koperasi Nomor 31 tanggal 13 Februari 2016. Lalu  SK Menteri Koperasi dan UMKM  23 Februari 2016 dengan jumlah anggota koperasi sebanyak 35 orang yang beralamatkan di Kampung Nakias.

Bupati Merauke, Romanus Mbaraka sedang berikan arahan – Surya Papua/Yulianus Bwariat
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka sedang berikan arahan – Surya Papua/Yulianus Bwariat

Bupati Merauke, Romanus Mbaraka dalam sambutannya mengatakan, langkah berani yang diambil pengurus Koperasi Iska Bekai  bertujuan  agar  20 % lahan dikembalikan ke pemilik hak ulayat. Lalu diolah secara mandiri melalui koperasi tersebut.

“Banyak orang koreksi tentang persoalan ini. Tetapi koreksi untuk membangun orang yang punya tanah dimana investasi berlangsung di situ, tidak cukup cuma dengan omong. Harus dilakukan sungguh-sungguh, agar mereka menjadi bagian dari investasi dan kemajuan,” pintanya.

Bupati Mbaraka menegaskan, permasalahan investasi yang dilakukan investor kelapa sawit saat ini,  dinilai kurang memberikan perhatian kesejahteraan kepada pemilik ulayat.

Olehnya pemerintah harus dapat melakukan sesuatu untuk masyarakat pemilik ulayat agar tidak adanya saling menuduh satu sama lain.

“Pasti ada tim pendamping bentukan Pemkab Merauke. Jadi 20 persen yang diinvestasikan PT  Dongin Prahbawa, dikembalikan kepada rakyat yang punya tanah,” pintanya.

Masyarakat dari Ngguti yang mengikuti kegiatan di Halogen – Surya Papua/Frans Kobun
Masyarakat dari Ngguti yang mengikuti kegiatan di Halogen – Surya Papua/Frans Kobun

Untuk itu, Bupati Mbaraka meminta kepada tua-tua adat, kepala kampung dan pemilik ulayat  sama-sama menunjukkan bahwa orang asli Papua (OAP) bisa.

Dalam kesempatan itu, Bupati Mbaraka mengharapkan  pengelolaan Koperasi  Iska Bekai dapat berjalan baik. Pemkab Merauke sudah pasti mendukung penuh  jalannya koperasi.

“Nanti ada armada angkutan untuk sawit  dihibahkan Pemkab Merauke ke Koperasi Iska Bekai guna kelancaran pengelolaan,” jelasnya.

“Jadi untuk angkat buah sawit besok, kalau  koperasi kekurangan armada truk, saya selaku bupati, akan berikan hibah truk, agar sawit dikelola koperasi. Ini sungguh-sungguh dilakukan  agar managemen dikelola   baik.  Juga pendampingan dilakukan mulai dari olah hingga produksi,” katanya.

Diharapkan Koperasi Iska Bekai melihat peluang bisnis selain hasil dari kebun. Namun tentunya harus  dibahas secara bersama-sama terlebih dahulu.

“Saya kira langkah yang dilakukan Koperasi Iska Bekai  saat ini adalah pertama kali di Papua bahkan Indonesia,” ujarnya.

Bupati Mbaraka mencontohkan dari pengalamannya melihat  di Malaysia dengan pendamping saat ini yang sangat berpengalaman. Sehingga perdana dilakukan di Kampung Nakias.

Olehnya, masyarakat  harus semangat, sekaligus jalan secara bersama-sama. “Kurang lebih 5.000 hektar ini, bapak ibu akan kelola sendiri mulai dari awal hingga produksi,” katanya.

Koperasi Iska Bekai juga harus berperan melakukan seleksi karyawan yang hendak bekerja di kebun sawit.

“Saya secara pribadi siap mendukung, bukan dalam  kapasitas sebagai Bupati Merauke. Kalau semua berjalan baik dikelola koperasi, saya katakan ini pertama kalinya orang yang  punya tanah dapat berdiri di kaki sendiri di ruang investasi,” ujarnya.

Penulis : Yulianus Bwariat

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *