Merauke, Suryapapua.com– Untuk pertama kalinya, dilakukan operasi bedah otak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke, Provinsi Papua Selatan oleh tim dokter bedah saraf selama dua hari dari 8-9 Desember 2022.
Operasi bedah otak itu, dilakukan terhadap dua pasien anak perempuan dengan kasus berbeda, setelah dikeluhkan dan atau disampaikan orangtunya.
Tim dokter yang melakukan operasi diantaranya Prof. Dr- dr. Eka J Wahjoepramono, SpBS (Ketua Tim Bedah Saraf Siloam Indonesia), Dr, dr. Made MB Inggas, SpBS (Tim Bedah Dokter Saraf Siloam-Jakarta) dan Dr, dr. Hendrikus MB Bolly, M.Si, SpBS, FICS, AIFOK, CPNLP (Dokter Bedah Saraf FK Uncen Jayapura).
Kepada Surya Papua Senin (12/12), Dokter Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Uncen Jayapura, dr. Hendrikus MB Bolly mengatakan, kegiatan bedah saraf yang dilakukan di RSUD Merauke, merupakan kerjasama pelayanan bhakti social bedah saraf.
“Memang inisiatornya adalah Prof Dr, dr. Eka J Wahjoepramono yang merupakan ketua tim dari Siloam Jakarta. Mereka melakukan bhakti socsal bedah saraf di RSUD Merauke,” jelasnya.
Selain operasi bedah otak untuk pertama kali, demikian Bolly, juga pelatihan kepada siswa-siswi dari salah satu SMA serta pelatihan perawatan intensif di ICU bagi para perawat.
“Ada dua kasus yang kami lakukan operasi. Dimana kasus pertama adalah anak usia 4 tahun (perempuan) yang mengalami pendarahan otak sejak lama,” katanya.
Dari keluhan orangtua, anaknya kejang-kerjang. Sehingga begitu dilakukan pemeriksaan CT-scan, dibagian kepalanya didapatkan gambaran perdarahan di otak. Sehingga diambil tindakan bedah sekaligus mengambil darah yang sudah lama itu.
Lalu kasus kedua, jelasnya, anak perempuan juga berusia 3 tahun yang mengalami kelainan sejak lahir. Dimana lahir dengan adanya benjolan di sekitar hidung sebelah kiri, tetapi rupanya ada bagian tulang kepala tak menutup sempurna. Sehingga akhirnya terdapat selaput otak dan cairan menonjol keluar atau disebut kelainan bawaan di otak.
Dengan dua kasus dimaksud, akhirnya dilakukan operasi yang berjalan baik serta lancar. Lalu proses penyembuhan juga tak lama, hanya seminggu dan mereka sudah bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
Untuk pelaksanaan operasi kedua pasien, berdurasi kurang lebih satu jam. “Ya, itu masih kategoro ringian, sehingga berlangsung cepat,” ungkapnya.
“Memang tergantung juga dari kasus. Misalnya kasus tumor otak, operasi bedah bisa berlangsung 10-20 jam,” katanya.
Disinggung tentang fasilitas yang digunakan selama operasi, dokter Bolly menjelaskan, kalau kamar operasi di RSUD Merauke sudah mumpuni. Namun fasilitas untuk bedah otak, belum ada. Sehingga saat operasi dilangsungkan, semua peralatan dibawa dari Jayapura.
Ditambahkan, alasan bhakti social bedah saraf dilakukan di RSUD Merauke, karena di wilayah Selatan Papua, pasien bedah saraf sudah banyak dan fakta selama ini mereka harus dikirim ke Jayapura hingga Jakarta.
“Jadi, melalui program yang kita jalankan untuk menginisiasi pelayanan bedah otak dan tulang belakang agar masyarakat yang butuh perawatan, tak lagi dirujuk keluar. Juga pasien yang ditangani tercover melalui BPJS,” ungkapnya.
Bolly mengakui untuk pelayanan operasi bedah saraf, baru dilakukan tahun 2018. Khusus di Papua, baru terdapat tiga orang dokter bedah saraf yang ada di Jayapura serta Timika. Sedangkan kabupaten lain, termasuk Merauke belum ada.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun