Wisatawan Asing Gandrungi Hutan Papua Selatan, Masata Warning Pemprov

Ragam57 views

Merauke, Suryapapua.com– Wisatawan asing dari berbagai negara yang berkunjung di Papua Selatan (Merauke, Boven Digoel, Mappi serta Asmat), lebih cendrung keluar-masuk hutan menikmati keindahan-nya.

Selain itu, melihat dari dekat akan tradisi adat dan budaya masyarakat setempat serta cara pengolahan sagu maupun berburu secara tradisional.

Juga menyaksikan langsung jenis-jenis satwa liar terutama burung dan reptil dan lain-lain.

Dengan melihat tingginya animo wisatawan asing berkunjung ke empat kabupaten, maka Masyarakat Sadar Wisata (Masata) mengingatkan kepada Pemerintah Provinsi Papua Selatan agar menjaga—-melindungi hutan yang merupakan tempat berlindungnya satwa.

Sekretaris Masata Papua Selatan, Ernes Broning Kakisina Sabtu (14/06/2025) mengungkapkan, wisata alam berbasis kearifan lokal   harus menjadi perhatian khusus.

Aktivitas wisatawan asing saat berada di tengah hutan melihat berbagai jenis habitat yang ada – Surya Papua/IST
Aktivitas wisatawan asing saat berada di tengah hutan melihat berbagai jenis habitat yang ada – Surya Papua/IST

Kakisina mengakui ada beberapa kawasan hutan di empat kabupaten di Papua Selatan, telah dikembangkan para pemandu wisata. Sekaligus dijadikan kawasan destinasi untuk kunjungan wisatawan.

Sementara data yang didapatkan selama setahun terakhir, sebanyak 128 wisatawan asing dari berbagai negara melakukan perjalanan wisata di hutan Papua Selatan baik secara kelompok maupun perorangan.

Diakui Kakisina, para wisatawan saat melanglang buana di hutan Papua Selatan, didampingi pemandu yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI).

Ketua Masata Papua Selatan, Andreas Mahuze didampingi wakilnya, Bony Kondahon mengaku siap membantu, mendukung serta mengaplikasikan pengalaman pengembangan wisata.

“Kami siap bantu asalkan Pemprov Papua Selatan menjadikan sektor pariwisata sebagai bagian dari program prioritas untuk menyelamatkan hutan di empat kabupaten,” ungkapnya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *