Setelah Tiba, Belasan ABK Diserahkan Kemenlu ke Pemkab Merauke

Laporan Utama155 views

Merauke, Suryapapua.com– Sebanyak 14 dari 15  ABK (nelayan Merauke) yang ditangkap di perairan Australia beberapa minggu lalu lantaran memasuki perairan negara tersebut melakukan pencurian ikan, telah dideportasi dan kini sedang di tempat penampungan Pangkalan KKP Benoa-Bali.

Sedianya belasan ABK itu, akan terbang dari Bali  menggunakan Pesawat Lion Air didampingi Kepala Badan Pengelola Perbatasan  Kabupaten Merauke, Rekianius Samkakai  19 Juli 2024 dan tiba keesokan harinya 20 Juli di Bandara Mopah.

Para ABK itu diantaranya Ahmad , Rudi, Nangda, Jemnisi, Herman dan Suristo (KMN IKhsan Jaya).

Lalu ABK KMN Nurela yakni Rudi, Hendra Seputra, Andreas, Nelson Djutay, Demitrius Mangar, Muhamad wahyudin, Kores Lefuray dan Wifner Warkey.

Sedangkan satu ABK atas nama Janeng, masih menjalani perawatan di Darwin-Australian oleh tenaga medis disana, lantaran terdeteksi penyakit TBC.

Rekianus Samkakai kepada Surya Papua melalui telpon selulernya Kamis (18/07/2024) menjelaskan, setelah belasan ABK tiba di Bandara Mopah, langsung dibawa ke Kantor Bupati Merauke.

Selanjutnya, demikian Rekianus, diserahkan secara langsung utusan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) kepada Pemerintah Kabupaten Merauke.

Lalu dari pemerintah setempat, dikembalikan ke keluarga masing-masing.

“Memang saya terus melakukan komunikasi bersama Kemenlu untuk nantinya datang ke Merauke, sekaligus menyerahkan belasan  ABK kepada pemerintah,” ungkapnya.

Dia juga berharap, Bupati Merauke, Romanus Mbaraka menerima para ABK sebelum diserahkan ke keluarga.

“Harapan saya Bapak Bupati Merauke yang terima para ABK, karena beliau memerintahkan saya ketika itu melakukan komunikasi bersama pihak-pihak terkait, juga mengundang keluarganya untuk pertemuan,” jelasnya.

Bahkan, menurut Rekianus, Bupati Mbaraka menemui keluarga nelayan di Lampu Satu sekaligus memberikan kekuatan dan meminta mereka berdoa agar para ABK sehat selalu dan dapat diurus kepulangan oleh pemerintah.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *