Merauke, Suryapapua.com– Usai perayaan misa yang dipimpin dua pastor, diantaranya Pastor Paroki Santa Theresia Buti, Pius Oematan serta Pastor John Astanto, MSC dilanjutkan syukuran bersama yang dihadiri kurang lebih 1.000 umat baik yang berada di paroki maupun dari luar.
Syukuran yang berlangsung Minggu (14/8) itu, sekaligus memperingati 117 tahun masuknya Gereja Katolik di Papua Selatan yang dibawa misionaris.
Hadir dalam syukuran, Asisten I Setda Merauke, Agustinus Joko Guritno, Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Dominikus Ulukyanan serta tamu dan undangan lain, termasuk Lurah Samkai.
Ketua Panitia kegiatan, Krispinus Palobo dalam laporannya mengatakan, sejumlah kegiatan dan atau perlombaan telah dilaksanakan seminggu lalu seperti bola voley, lari karung, mewarnai, karaoke, pembagian sembako, bedah rumah dan lain-lain melibatkan umat dari setiap lingkungan.
“Hari ini dilanjutkan dengan syukuran, sekaligus pembagian hadiah,” ungkapnya.
Lalu penggalian sejarah Gereja Katolik dari tokoh-tokoh atau umat asli Marind Imbuti serta napak tilas dirangkai ziarah di taman Makan Patelesai.
Khusus bedah atau perbaikan rumah, lanjut Krispinus, setiap lingkungan ditargetkan satu rumah yang dianggap rusak parah. “Memang proses masih berjalan dan panitia terus menggalang dana maupun material agar pembangunan enam unit rumah di tiap lingkungan, dapat direalisasikan,” ujarnya.
Dikatakan, tujuan kegiatan dimaksud, tidak lain merayakan atau memperingati 117 tahun para misionaris menginjakan kaki di Papua Selatan.
Sekaligus memperkokoh serta meningkatkan iman umat Katolik, khususnya di Paroki Santa Theresia Buti agar bersyukur kepada misionaris yang telah membawa khabar keselamatan di tanah ini.
Dalam kesempatan tersebut, Krispinus menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak termasuk donator yang telah berkontribusi memberikan bantuan hingga syukuran dimaksud boleh berjalan baik dan lancar.
Ketua Dewan Paroki Santa Theresia Buti, Yoseph Gebze dalam sambutannya mengatakan, ziarah dari Waraku menuju gereja, tidak lain mengenang beberapa peristiwa yang pernah dilalui para misionaris seperti Musa dan Harun menghantar bangsa Israil menuju Tanah Perjanjian.
“Ini perjalanan sejarah yang panjang misionaris dan kita mengenangnya kembali melalui perayaan 117 tahun,” ungkapnya.
Yoseph mengaku, para misionaris meninggalkan segalanya di negara asal dan datang berbagi dengan suka cita di sini dengan mengabarkan Injil kepada masyarakat Malind.
Dalam kesempatan yang sama, Yoseph merincikan jumlah umat di Paroki Santa Theresia Buti terus bertambah hingga mencapai 1.400 orang. Selain dari etnis Marind, juga lainnya yang berdomisili atau tinggal dalam wilayah paroki ini.
Ditambahkan, syarat menjadi orang Katolik tak dipandang dari suku mana, tetapi intinya adalah baik. “Kalau kita orang baik, tentu akan memperhatikan sesama, entah dari suku manapun,” katanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun