Merauke, Suryapapua.com– Ratusan umat Katolik di Gereja Santa Theresia Buti mengikuti perayaan Kamis Putih yang dipimpin Pastor Pius Oematan, Pr. Perayaan misa dimulai tepat pukul 18.00 WIT-20.00 WIT.
Perayaan Kamis Putih merupakan perjamuan makan roti dan minum anggur bersama antara Yesus dan 12 para rasul untuk terakhir kali.
Selain itu, juga pembasuhan kaki sebagai simbol ajaran untuk melayani. Dimana Yesus memberi contoh tentang bagaimana seseorang yang berada di atas, bukanlah harus dilayani, tetapi sebaliknya melayani.
Sebagaimana disaksikan Surya Papua, dalam perayaan misa di Gereja Santa Theresia Buti, Pastor Pius Oematan, Pr membasuh kaki 12 utusan umat dari masing-masing lingkungan yang ditunjuk.
Dalam khotbahnya, Pastor Pius Oematan, Pr mengatakan,”Malam ini kita memperingati perjamuan terakhir antara Yesus dengan murid-murid-NYA. Kenapa malam perjamuan terakhir, karena setelah kebersamaan yang ditandai makan roti dan minum anggur , Yesus ditangkap dan diadili, lalu wafat dan kelak bangkit kembali bersatu dengan Bapak-NYA di Surga,” ungkapnya.
Olehnya, malam perjamuan terakhir merupakan kesempatan bagi Yesus bersama murid-murid-NYA sebelum berpisah dan meninggalkan dunia untuk bersatu dengan Bapak-NYA.
Dengan perjamuan makan dan minum bersama, lanjut Pastor Pius, mengajak umat Katolik menghayati serta mengucap rasa cinta kepada Yesus yang mempersembahkan hidup-NYA hingga wafat di Kayu Salib.
Dalam perjamuan malam terakhir itu juga, Yesus membasuh kaki 12 para rasul. “Ini menegaskan kepada kita agar senantiasa meneladani apa yang dilakukan Tuhan Yesus. Kita tahu Yesus adalah Putra Allah dan juru Selatan serta Raja di Atas Segala Raja menurut keyankinan kita orang Katolik,” katanya.
“Mengapa Yesus melakukan sesuatu yang tak lasim sebagai seorang Raja terhormat dan terpandang? Apa yang dilakukan bertentangan sikap seorang Raja dan utusan Allah dengan membasuh kaki murid-murid-NYA,” katanya.
Yesus, lanjut Pastor Pius, ingin menanggalkan kebesaran sebagai Raja maupun utusan Allah. “DIA mengajak kita belajar agar sewaktu waktu bisa menangalkan segala kebesaran dan kehormatan serta kewibawaan kita ketika berada di hadapan Allah,” ungkapnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun