Merauke, Suryapapua.com– Kurang lebih 300-an kepala sekolah (Kepsek) baik tingkat TK, SD dan SMP mrngikuti bimbingan teknis (bimtek) yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke.
Pembukaan bimtek yang berlangsung di auditorium kantor bupati Selasa (1/11) itu, dibuka secara resmi oleh Bupati Merauke, Romanus Mbaraka dengan pemukulan tifa.
Selain hadir ratusan kepala sekolah, juga Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DRD) Merauke, Dominikus Ulukyanan, sejumlah anggota Komisi A yang membidangi pendidikan, para kepala dinas dan juga sejumlah kepala distrik.
Dalam sambutannya, Bupati Mbaraka menyampaikan ucapan terimakasih kepada para guru dan kepsek, karena dari didikan yang dilakukan, Merauke muncul banyak orang hebat.
“Saya harus bangga kepada kamu (guru), meskipun disana sini masih banyak kekurangan,” katanya.
Diharapkan para guru harus terus dan atau sungguh-sungguh berada di tempat tugas untuk negeri ini. “Kenapa saya pesan demikian, karena setelah lima tahun tak menjabat, daerah ini hancur ternasuk dunia pendidikan,” ujarnya.
Setelah terpilih kembali dan melihat secara kedalam, jelasnya, banyak persoalan muncul terjadi. Dimana guru pindah semaunya dengan nota dari kepala dinas maupun kepala bidang.
Selain itu, lanjut Bupati Mbaraka, kepala sekolah yang pindah dengan nota dinas kadis, bisa mencairkan dana BOS. Jadi terlalu banyak persoalan di dinas tersebut.
“Ingat bahwa ketika kalian lakukan dengan sengaja, dosanya tak akan diampuni. Hari ini boleh tertawa, tetapi besok akan menangis,” katanya.
Dalam periode pertama memimpin (2011-2016), ia berusaha membuat agar para guru damai. “Saya sayang para guru, sehingga membantu speedboat maupun insentif di luar gaji khusus guru di daerah pedalaman,” ungkapnya.
Lalu memprogramkan dengan mengirim anak-anak Marind kelas IV SD untuk belajar Matematika, Biologi dan Fisika di Suya Institut.
Selain itu, mengirim anak-anak Marind sekolah di fakultas kedokteran di sejumlah perguruan tinggi. Hasilnya, beberapa sudah menjadi dokter dan sedang menjalankan tugas di rumah sakit maupun sejumlah puskesmas.
“Kalau kalian ke Ngguti, disana ada dr. Nor, anak dari Iromoro, Distrik Tabonji. Lalu ke Kaptel, ada dr. Ana Nauce. Itulah hasil ketika saya menjabat lima tahun silam,” katanya.
Bahkan, menurutnya, ada anak Marind saat ini sedang membawa pesawat Batik Air, setelah mengikuti pendidikan di Curup lima tahun silam saat dirinya menjabat.
“Memang belum maksimal dijalankan, namun ada hasil nyata kami buat di periode pertama saat menjabat,” jelasnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun
Apakah Indonesia baru merdeka ???
Bagaimana perhatian pimpinan.daerah untuk membantuh dan kelengkapan sekolah.
Kepada siapakah kita harus menjual pikiran cerdas kita dari kampung.