Merauke, Suryapapua.com– Pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) untuk memilih Presiden-Wakil presiden RI, DPR RI, provinsi, kabupaten/kota serta Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tanggal 14 Pebruari 2022, bertepatan juga dengan Masa Prapaskah bagi umat Katolik.
Olehnya, dalam kesempatan tersebut, Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC mengeluarkan surat gembala.
Sesuai rilis yang diterima Surya Papua Senin (12/02/2014), Uskup Mandagi mengatakan,” Kita Gereja Katolik memasuki masa penuh rahmat yakni Masa Puasa atau Masa Prapaksah.”
Dalam masa itu, lanjut Uskup Mandagi, umat Katolik diajak secara istimewa menyadari akan dosa-dosa. “Dan karena percaya kepada Allah yang berbelas kasih, kita bertobat dan kita kembali kepada Allah,” ungkapnya.
Untuk membantu dalam mengisi masa Prapaskah, umat diajak untuk merenungkan secara mendalam thema ‘Menjadi Saksi Kristus.’
Lebih lanjut Uskup Mandagi mengatakan, bagi rakyat Indonesia, 2024 adalah tahun istimewa atau tahun khusus yakni tahun politik.
“Dimana kita akan memilih Presiden-Wapres RI, DPR pusat, provinsi, kabupaten/kota serta DPD. Marilah kita berdoa kepada Allah supaya tahun politik ini, diwarnai dengan damai. Semoga tahun politik ini berjalan aman, lancar dan tidak adanya kekerasan,” pintanya.
“Sebagai orang Katolik, bagaimana kita menjadi saksi Kristus khususnya di tahun politik ini? Almarhum Mgr. Albertus Soegijjapranata, SJ , mantan Uskup Agung Semarang , seorang pahlawan nasional , seorang uskup pribumi Indonesia pertama berkata, kita orang Katolik adalah 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia,” tegas Uskup Mandagi.
Jadi, lanjutnya, umat senantiasa percaya bahwa Allah berkarya menyelamatkan Bangsa Indonesia. Allah senantiasa campur tangan memimpin bangsa Indonesia menuju Indonesia damai baik secara lahirilah maupun batiniah.
Dalam kesempatan tersebut, Uskup Mandagi menyampaikan beberapa hal yang pantas Gereja Katolik laksanakan sebagai tanda menjadi saksi Kristus dalam tahun politik ini, sebagaimana dikemukakan para uskup se-Indonesia di sidang KWI 2023 lalu.
Sejumlah hal penting yang dihasilkan itu diantaranya mendorong umat terlibat aktif melahirkan pemimpin baru dengan kriteria sebagai berikut, memegang teguh pancasila dan UUD 1945, mengormati kebhinekaan, memiliki integritas.
Selain itu, berpihak kepada kaum miskin kecil, tersingkirkan dan difabel, memiliki rekam jejak terpuji, menjunjung tinggi martabat manusia, mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi atau golongan dan menjaga keutuhan alam ciptaan.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun