Merauke, Suryapapua.com– Tokoh Masyarakat Marind, Paskalis Imadawa mengingatkan Mantan Kapolres Merauke, US untuk stop berkoar-koar, setelah rekaman suaranya beredar dengan menyebut tiga persoalan yang dialamatkan kepada Bupati Merauke, RM beberapa waktu lalu.
Ketiga persoalan yang dibeberkan US menyerang RM itu diantaranya dugaan ijazah palsu, beras miskin (raskin) serta isteri yang menjadi pendamping hidupnya sekarang.
Demikian disampaikan Imadawa saat jumpa pers Jumat (10/2) di salah satu café. Saat memberikan keterangan pers, Imadawa didampingi Tokoh Masyarakat Marind lain, Yanuarius Y Kahol, Tokoh Adat, Silvester Wandika (Tokoh Adat) dan Vinsensius Y Gebze (Lembaga Masyarakat Adat).
“Saya akan jelaskan satu persatu, agar masyarakat mengetahui persoalan sesungguhnya,” ungkap Imadawa.
Sehubungan dengan raskin, sejak tahun 2015 silam, dilaporkan oleh masyarakat peduli keadilan ke Tipikor Polres Merauke. Dari kapolres ganti kapolres sampai di US, beberapa orang telah diproses ke pengadilan dan divonis (berkekuatan hukum tetap).
“Nah, jadi pertanyaan saya adalah raskin yang mana lagi. Kalau memang masih ada, saat US menjabat Kapolres Merauke, kenapa tak mengangkat dan menangkap orangnya. Kenapa sekarang tidak menjabat Kapolres Merauke lagi, baru mulai ungkit kembali,” kritik Imadawa.
Berikutnya menyangkut ijazah RM. Ketika itu juga US menjadi Kapolres Merauke. “Aloysius Dumatubun membuat laporan tahun 2020 silam,” katanya.
Saat itu, jelasnya, US mengatakan, kasus dimaksud tak bisa di-perdatak-kan, tetapi pidana. “Namun alasan apa sehingga tanggal 29 Maret 2021, US sendiri mengeluarkan surat penghentian penyidikan? “Kan dia (US;red) tandatangani juga,” tegasnya.
Setelah SP-3 diterbitkan, sekarang US bicara dan atau angkat lagi. “Itu sama saja dia ludah dan jilat kembali ludahnya dari tanah,” ungkap Imadawa.
Persoalan berikutnya menyangkut isteri orang yang diungkit US. Sepengetahuan Imadawa, keluarga dari isteri bupati sekarang, tak pernah bicara. “Bagi saya, itu bukan pada tempatnya US bicara dan bukan kewenangannya,” tegasnya.
“Kita tahu ada keluarga dari ibu (isteri Pak RM), tetapi mereka tak pernah bicara persoalan dimaksud,” katanya.
Lalu, menurut Imadawa, RM sudah menikah sah secara gereja Katolik. Hal-hal yang berkaitan dengan Kanonik, sudah pasti ditelusuri gereja, termasuk pastor yang menikahkan RM bersama isterinya.
“Saya melihat US menyebarkan isu yang sangat menyesatkan,” tegasnya.
Imadawa kembali mengingatkan kepad US kalau ada kepentingan untuk menjadi pejabat publik di Merauke, jangan dengan cara tak elok dan tak santun seperti demikian.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun