Merauke, Suryapapua.com– Bupati Merauke, Romanus Mbaraka didampingi pejabat dari setiap organisasi perangkat daerah (OPD) melakukan panen perdana nenas milik orang asli Papua (OAP) di Kampung Kaliki, Distrik Kurik.
“Terimakasih untuk masyarakat Kaliki yang sangat luar biasa. Produk nenas hasil kerja keras sudah mulai kentara dan kelihatan. Olehnya harus terus dikembangkan, sehingga kegiatan panen juga kontinyu berjalan,” ungkap Bupati Mbaraka saat memberikan sambutan sebelum panen perdana nenas di kampung itu Selasa (8/11).
Bupati meminta kepada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan agar meresponi dan menyambut baik terobosan yang sudah dilakukan masyarakat Kaliki ini. Produksi nenas sudah jelas, sehingga perlu dikembangkan termasuk tanaman lain seperti rambutan dan lain-lain.
“Ya ini langkah awal dan harus ditanggapi oleh dinas pertanian. Semoga kedepan, orang datang mencari nenas di Kampung Kaliki. Jadi coba dibuat kebun percontohan. . Artinya nenas menjadi fokus untuk dikembangkan di sini,” pintanya.
“Masyarakat asli Papua (Marind) harus terus kerja dan kerja. Rambut boleh keriting dan kulit hitam, tapi sum-sum tidak. Jangan pernah berpikir kita orang pinggiran, tidak. Tuhan Yesus sayang semua orang,” katanya.
Ketika waktunya tiba, demikian Bupati Mbaraka, Tuhan Yesus akan angkat seorang manusia. “DIA akan angkat seperti saya ini yang lahir di pedalaman Kimaam tetapi menjadi bupati,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Mbaraka meminta kepada semua pejabat dari OPD membeli nenas milik masyarakat Kaliki dan dibawa pulang. “Ini instruksi yang harus dijalankan,” tegasnya.
Sementara Kepala Distrik Kurik, Mariana E dalam sambutannya menyampaikan ucaan terimakasih banyak kepada Bupati Merauke, Romanus mbaraka yang meski dengan berbagai kesibukan, meluangkan waktu datang sekaligus memanen nenas masyarakat.
“Memang nenas ditanam oleh masyarakat sendiri di kebun masing-masing dan belum fokus di satu titik atau tempat. Tentu ada harapan besar agar kedepan melalui pendampingan dinas terkait, penanaman difokuskan di satu areal,” pintanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun